Thursday, July 31, 2008

Happy Birthday Isnaldi...


Selamat Ulang Tahun Isnaldi...
Semoga selalu sehat...
Sukses....
dan...
Selamat dunia akherat

Semoga jadi 'papa' yang baek and cepet naik jadi pejabat struktural...he..he... Amiiinn...!

Sunday, July 27, 2008

Presentasi? Siapa Takut!


Raker kepegawaian Depkominfo kembali digelar. Tahun ini dilaksanakan di hotel Puncak Raya, Puncak-Bogor, Jawa Barat, dari tanggal 22-24 Juli 2008. Seluruh bagian kepegawaian di seluruh satker Depkominfo mengirimkan utusannya untuk mengikuti raker tersebut. Hal-hal yang dibahas dalam raker tidak banyak bergeser dari masalah-masalah kepegawaian pegawai negeri beserta pernak-pernik yang melingkupinya. Namun, ada yang berbeda pada raker tahun ini karena pada hari terakhir raker, kami, dari bagian yang mengurusi SIPPEG (Sistem Informasi Pembinaan Kepegawaian), mempresentasikan mengenai SIPPEG sekaligus mendemokan system (program) itu sendiri, jadi semacam perkenalan SIPPEG kepada khalayak umum Depkominfo, atau bisa pula dikatakan sebagai launching kecil-kecilan sebelum launching sebenarnya nanti di hadapan para petinggi Depkominfo.

Kami yang mendapat tanggung jawab mempresentasikan SIPPEG adalah saya, Isnaldi, Lesika dan Adi. Masing-masing punya tugas untuk bicara di depan forum. Khusus Adi, tidak dituntut untuk bicara di depan forum karena Adi masih baru. Adi dikhususkan untuk membantu Isnaldi dalam mendemokan SIPPEG itu sendiri. Oleh karena itu, maka peralatan SIPPEG kantor ikut diboyong ke Puncak, termasuk server dan kabel jaringan yang menyertainya. Kegunaan server itu bukan hanya untuk presentasi SIPPEG, tapi juga akan kami gunakan untuk memasukan data KGB seluruh pegawai Depkominfo yang harus segera dilaporkan kepada Dirjen Anggaran Depkeu. Jadinya antar kamar saya-Lesika dan Adi-Isnaldi yang berdampingan terjadi seliweran kabel jaringan yang dipasang mendadak untuk memiliki hubungan ke server yang ada di kamarnya Adi-Isnaldi.

Sepertinya tidak ada yang aneh dengan tugas yang harus kami emban, namun tugas ini ternyata sangat memberatkan, bukan karena kesulitan pekerjaannya, melainkan keharusan kami untuk bicara di depan forum yang berisi sekitar 100 an lebih pegawai Depkominfo dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Ada masalah apa sehingga bicara di depan forum begitu sulitnya? Entahlah… tapi itulah yang melanda hati saya, Isnaldi, dan Lesika… cemasss…. Takut gagap dan gugup bicara didepan banyak orang. Memang pernah beberapa kali kami presentasi di depan forum, yaitu di depan kelas saat kuliah, namun itu berbeda, karena kami presentasi di depan teman sendiri dan teman kami pun paling banyak satu kelas tuh sekitar 30 orang, jadi bisa santai. Tapi presentasi SIPPEG ini… halaaahh… beda! Lokasinya beda… cara presentasinya beda…! Suasananya bedaa…! Auranya bedaa… ! Semuanya seperti nya beda dan membuat kami cemas. Sampai-sampai, malam sebelum presentasi, kami harus briefing terlebih dahulu, ditemani dan dimentorin oleh Pak Hipnu, Pak Darmawan dan Pak Cecep yang berusaha menguatkan kami agar kami berani tampil di depan umum. Sedangkan teman-teman yang lain, seperti Dwi, Adith, Mamiek, Agung dan Maradonna bercanda-canda dan menggoda kami untuk meredakan ketegangan kami. Duillee… serasa mau tanding olah raga aja nih kami, mesti dapat dukungan dan restu dari banyak orang … he…he…

Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Pak Darmawan pada saat Bimbingan Teknis Jabatan Fungsional Pranata Humas di Palembang beberapa minggu yang lalu bahwa ada perbedaan antara orang Pranata Humas dengan orang IT. Orang Pranata Humas dituntut untuk bisa komunikasi (bicara) dan menulis, sedangkan orang IT tidak bisa dituntut untuk banyak bicara. Pak Darmawan bilang, jika orang IT diberi pekerjaan maka mereka akan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sangat cepat dan akurat, namun karena orang IT seperti punya dunianya sendiri, dunia maya, mangkanya komunikasi dengan khalayak umum, termasuk dengan yang memberi pekerjaan, akan sangat minim, sehingga tidak banyak basa-basi pengantar pekerjaan, langsung to the point aja …. he..he.. Berkenaan dengan itu, ada hal yang lucu, yaitu pak Cecep kalau di kantor memberi julukan kepada kami sebagai anak-anak Autis… ha..ha.. habisnya karena kami saking punya dunianya sendiri… jadi mau siapa pun yang lewat di depan meja kerja kami, kaminya gak peduli… , tetap aja berkutat dengan komputer kami… siapa pun itu yang lewat… bahkan mungkin kalau presiden sekali pun yang lewat, katanya kami gak bakalan peduli… ha..ha… halaahh.. Bapak… gak segitunya juga! Lihat tuhh… kalau Bapak main ke ruangan kami kan Bapak kami sapa, bahkan kita suka guyon dan main ledek-ledekan, ya gak Pak? Lagipula kalau kami gak ada, Bapak juga kangen sama kami dan kelimpungan kan… he..he.. hayo ngaku!! Orang IT tuh ngangenin loh Pak… soalnya gak banyak gaya, gak suka gombal, dan gak gampang ditebak … ha..ha…!!

Nah, kembali ke masalah presentasi SIPPEG tadi, ternyata pada saat presentasi, kami dinyatakan cukup sukses. Presentasi dibuka oleh Pak Darmawan sebagai pengantar kemudian dilanjutkan oleh kami berturut-turut yaitu saya, Lesika dan Isnaldi, dan akhirnya presentasi ditutup dengan demo program yang dilakukan oleh Duo Boncel: Isnaldi dan Adi… ha..ha… Pak Darmawan dan Pak Hipnu sampai geleng-geleng kepala melihat hasil presentasi kami karena tidak disangka presentasi kami cukup bagus dan mulus, bahkan perpindahan estafet pembicaraan dari satu orang ke orang lain dinilai Pak Darmawan cukup bagus. Pak Darmawan dan Pak Hipnu mengucapkan selamat kepada kesuksesan kami. Pak Hipnu bahkan bilang kalau kami tidak dipaksa seperti ini, maka kemampuan kami sebenarnya untuk dapat pula bicara di depan forum tidak akan keluar dan tersalurkan. Melalui presentasi ini, kami mengasah kemampuan kami untuk mampu berkomunikasi sehingga nantinya, orang IT pun dapat berkomunikasi dan bicara dengan beraninya di depan forum.

Huaa… rasanya senang banget tugas sudah kami jalani dengan baik dan sukses, apalagi apresiasi dari peserta (forum) juga cukup bagus, sampai-sampai ketika acara sudah berakhir pun, masih banyak yang berdiskusi soal SIPPEG dengan kami. Ditambah lagi dengan ucapan selamat atas kesuksesan kami dari banyak orang Rowai lainnya yang melihat kami presentasi. Mereka tidak menyangka orang-orang seperti saya, Isnaldi dan Lesika bisa begitu lancarnya bicara di depan umum. Terima kasih Cinta… eehh… terima kasih buat semuanya… terima kasih buat pengalaman ini… Ini semua hasil kerjasama kita semua… Insya Allah, kelak di presentasi berikutnya di lain waktu, kami akan jauh lebih baik dan membanggakan lagi… ceillee… takabur gak ya? Ah… bukanlah…! Itu kan harapan… hidup harus selalu penuh harapan, ya ngak? Tomorrow must be much better than today… kan kata nabi juga begitu, biar kita engga jadi orang yang merugi, ya gak? Iya deeehh….!!

Monday, July 14, 2008

Visit Palembang


Penerbangan ke Palembang ditunda sampai jam 5 sore kurang, padahal kami seharusnya sudah take off jam 4 sore tadi. Untuk membunuh kejenuhan menunggu, yang sudah berlangsung hampir 2 jam, saya, Bu Mince dan Bu Yuli jalan-jalan di bandara untuk mencari makanan, apalagi saya belum makan siang sama sekali, entah karena memang tadi tidak sempat, tidak lapar atau tidak kepikiran karena takut bakalan mau naik pesawat terbang… ha..ha.. maklum.. phobia ketinggian…. menyeramkan! Bu Mince tadinya ngajak makan nasi, namun berhubung waktu yang sempit akhirnya kami cukup membeli roti-rotian untuk mengganjal perut kami.

Akhirnya tibalah panggilan buat kami untuk masuk ke pesawat yang akan membawa kami ke Palembang. Kami yang berangkat sore itu adalah saya, Bu Mince, Bu Yuli, Bu Syamsinar, Pak Murti, Pak Rizky dan Pak Hipnu. Kami pergi ke Palembang dalam rangka mengadakan bimbingan teknis jabatan fungsional pranata humas yang berlangsung dari tanggal 9-11 Juli 2008. Sehari sebelum acara itulah, tepatnya 8 Juli 2008, kami berangkat. Sebenarnya pasukan yang akan memberikan bimtek bukan kami saja, masih ada beberapa panitia yang pergi ke Palembang setelah kami. Isnaldi dan ibu biro: ibu Sri Wuryatmi, akan berangkat besok harinya, tanggal 9 Juli, pagi hari, beserta Pak Amin Sar yang juga akan memberikan materi bimtek. Selain itu, Pak Darmawan dan Bu Dewi juga akan menyusul pada tanggal 9 Juli, namun sore hari. Total pasukan bimtek adalah 11 orang, namun yang akan menginap di Palembang berjumlah 9 orang, karena ibu biro dan pak Amin Sar segera kembali ke Jakarta tanggal 9 Juli sore hari selepas memberikan materi bimtek.

Kami tiba di Palembang sekitar jam 6 sore dan dijemput oleh rombongan dari Inforkom Palembang dan Balmon Palembang. Saya, Bu Mince, Bu Yuli dan Bu Syamsinar ikut mobil Inforkom Palembang, sedangkan yang bapak-bapaknya ikut mobil rombongan Balmon Palembang. Kami tiba di hotel tempat kami menginap, yaitu hotel Bumi Asih, mendekati jam 7 malam. Tiba di hotel langsung dilakukan pembagian kamar. Saya sekamar dengan Bu Mince, sedangkan Bu Yuli sekamar dengan Bu Syamsinar. Bapak-bapak sih terserah deh mau sekamar sama siapa, asal jangan ama yang cewek-cewek..he…he… Sampai di kamar hotel segera berbenah dan bebersih diri, setelah itu turun ke bawah ke ruangan yang akan dijadikan sebagai tempat pembukaan acara. Terlihat bapak-bapak berseliweran membenahi ruangan, kontras sekali dengan ibu-ibu yang kelaparan… he..he.. Akhirnya, atas instruksi pak Hipnu… ceiiiee… instruksi.. maksudnya …. atas anjuran Pak Hipnu, kami semua makan terlebih dahulu di cafeteria hotel. Selain kami yang makan, juga turut Bu Anna dan Bu Asma dari Inforkom Palembang makan bareng kami. Setelah selesai makan, kami belum bisa istirahat karena kami masih harus beberes terlebih dahulu. Beberes ruangan, beberes pernak-pernik dan saya… wuaallaahh… beberes slide buat presentasi… banyak banget… apalagi mesti banyak nyetting komputer buat banyak kepentingan… pokoknya sibuk banget malam itu… dan baru pada bisa tidur jam 3 pagi… haaallaahhh…!! Tapi jujur, menyenangkan… rasanya unbelievable banget bisa main-main ke Palembang …!

Bimtek pranata humas di Palembang ini pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan bimtek pranata humas di daerah lainnya. Isinya adalah memberikan penjelasan mengenai berbagai macam materi yang berkenaan dengan jabatan fungsional pranata humas, atau garis besarnya sih ngajak orang untuk ikutan jadi pranata humas gitu! Acara yang berlangsung selama 3 hari itu diisi dengan berbagai macam materi yang disajikan oleh beberapa pembicara, diantaranya adalah Bu Sri Wuryatmi, Bu Dewi dan Pak Dharmawan. Kerjaan saya di sana tidak lepas dari megang komputer dan ngejagain slide… duiillee… ngejagain… kayak apa aja! Ini kerjaan gantian sama Isnaldi, tapi sebenarnya sih bukan gantian tapi rebutan kabur-kaburan untuk engga jagain slide… he…he.. siapa yang gak ada di ruangan, dia yang gak jagain slide… tapi tahu gak… yang kalah melulu saya tuh! Tapi gak papa lah… kasihan Isnaldi, dia kan juga ada kerjaan lain di belakang layar… (ehm!), jadi biar deh saya yang ngurusin itu slide (saya baik kan, Is? hayyaa… narsis deh!).

Nah, yang menarik dari bimtek di Palembang ini justru makanan sama sungai Musinya! Makanannya… gillaa…. Macem-macem dan wooww… delicious! Kerjaan kita tuh pasti nyobain makanan. Pernah sih bareng-bareng keluar makan malam, di lesehan gitu dekat hotel, tapi sayangnya tuh makanan gak beda jauh dari Jakarta, ya… nasi goreng… mie goreng…. sate… dan lainnya… Sempet kecewa karena engga bisa nyicipin yang aneh-aneh khasnya Palembang, namun kekecewaan kami akhirnya terbayarkan dengan adanya kesempatan kami untuk keliling malam kota Palembang, main ke sungai Musi dan of course… nyicipin makanan khasnya Palembang dong! Terima kasih buat Pak Thamrin, Bu Anna dan Bu Asma, dari Inforkom Palembang, yang ngajak kami jalan-jalan keliling kota Palembang pada malam hari, tanggal 10 Juli 2008.

Malam itu kami berangkat dari hotel dengan dua buah mobil dinas Inforkom Palembang… keliling kota Palembang… indah banget ... dan tentu saja sepi… tidak seriuweh dan seribet Jakarta! Pak Thamrin banyak menjelaskan berbagai hal yang berkenaan dengan kota Palembang, dari mulai tempat-tempat tertentu sampai sejarah kota Palembang atau sejarah tempat atau hal tertentu. Akhirnya tibalah kami di suatu tempat. Saya lupa namanya apa, tapi tempat itu ramai sekali, baik oleh pengunjung atau pun yang berjualan dan Subhanallah… indah banget karena sungai Musi terlihat jelas di sana, beserta jembatan Ampera nya yang berwarna-warni. Keren abis! Dan yang kita lakukan di sana adalah apalagi kalau tidak foto-foto ha..haa.... Pokoknya narsis abisnya keluar deh, terutama saya dan Isnaldi! Tapi sayangnya karena kamera yang dibawa Isnaldi kurang bagus, jadinya hasilnya pun kurang bagus karena agak gelap dan focus sasaran, kayak jembatan Ampera, tidak jelas. Kebetulan saat itu ada fotographer dari Inforkom Palembang, namanya mas Ryo, juga ikutan dalam acara itu, alhasil kita bajak dia deh untuk beberapa kali minta tolong motoin kita. Kasihan juga si mas itu, dah kayak apa aja kita suruh-suruh… hayyooo… Is, tanggung jawab loh! Tapi mas itu baik banget kok, bersedia motoin kita semua. Curiga nih… mas nih seneng moto atau cuma kewajiban doang untuk ngasih laporan ke bos ..??? He..he.. kidding ya mas! Tapi, makasih banyak loh mas! Ditunggu kiriman foto-fotonya ke Jakarta, sekalian ama empek-empeknya (* ngarep mode on *).

Oke lanjutt yaa…! Setelah beberapa saat main-main di tempat itu, akhirnya kami memutuskan... ceiiee... maksudnya yaa... acara selanjutnya makan malam! Nah, kami sepakat untuk naik perahu, menyeberangi sungai Musi dan menuju tempat makan tertentu. Tadinya saya engga mau sepakatan (bandel!), engga mau naik perahu, soalnya saya paling gak tahan lihat luapan air yang banyak ... model-model kayak laut, sungai, atau danau, bawaannya serem aja dan ngerasa seakan-akan di bawah air-air tersebut terdapat kerajaan makhluk-makhluk tertentu yang sewaktu-waktu bisa muncul ke permukaan air..… (hi..hi… khayalan saya tingkat tinggi banget yaa??), namun karena semuanya kepingin naik perahu, kepingin menikmati sungai Musi yang berkilauan cahaya, akhirnya ya udah… mau gak mau ya... saya... ikutan juga naik perahu… abisnya... saya kan gak mau ditinggal sendirian… engga ada temen ... hhiii....!

"Naik perahu … mengarungi sungai Musi… dengan keindahan cahaya dari jembatan Ampera… Subhanallah... tidak ada duanya…! Duduk di warung Legenda, memandang riak cahaya air sungai, menikmati santapan makanan khas Palembang, melihat lalu-lalang kapal… emas… perak… warna-warni... pelangi... mewanai sekitar… mendengarkan sayupan musik…. menggetarkan hati… mengingatkan akan belahan jiwa… siapa pun itu…”

Cintaku ini akan bertahan
Tak akan habis menembus zaman
Kau buat mega menjadi warna
Satukan hati dan percaya

Cintaku ini akan bertahan
Semakin hari semakin dalam
Engkau dan aku bisa jadikan
Mimpi jadi kenyataan

(* Acha Septriasa: Cintakan Bertahan *)

Ya Allah... Subhanallah...
Juli yang indah … rembulan tampak malu-malu meluncurkan sinarnya… musim yang ceria… musim saatnya cinta mekar bagi yang membutuhkan cinta… ha..ha.… sok puitis ahh…! Tapi itulah yang saya rasakan di tengah sungai Musi… seneng… gembira… nyaman … dan menyenangkan… apalagi aura kegembiraan dan keakraban menyeruak di suasana malam itu. Orang-orang Rowai emang TOP BGT! Thanks Allah for that great moment!

Malam itu, di warung terapung, warung Legenda, kami makan-makan, menyicipi makanan khas Palembang, dilanjutkan dengan beberapa dari kami menyumbangkan suaranya di semacam organ tunggalnya nya warung. Bu Mince, Bu Yuli, Bu Dewi, dan Pak Dharmawan ikut menyumbangkan suaranya. Oh ya, ada yang lucu nih waktu nyanyi-nyanyi gitu, pas giliran Bu Dewi nyanyi yang terakhir kali, suaranya engga nyambung sama musiknya… musiknya kemana… suaranya kemana… he..he… pak Dharmawan ampe ngejerit-jerit ngeledekin Bu Dewi .... dan yang tambah lucunya... pas Bu Dewi nyanyi itu langsung ada gelombang di air, sampai-sampai tempat berpijak bergoyang-goyang … (* poor Bu Dewi! *) tapi sebenarnya sih itu bukan karena Bu Dewi nyanyi terus ”makhluk” tertentu terganggu dan muncul mengeluarkan amarahnya (* khayalan mode on *), melainkan karena emang ada perahu yang datang yang akan membawa kami kembali ke daratan…! Akhirnya ya udah… kita semua bergegas naik perahu deh untuk pulang. Bagaimana dengan bu Dewi? Hi... hi... bu Dewi ngedumel-dumel, ”yaaa... saya kan baru aja mau ngeluarin bakat yang terpendam kok udah pada kabur siihh... !”, sungut Bu Dewi berulang kali selama di perjalanan pulang. Nah, kalau Bu Dewi udah ngedumel begitu pasti deh dijawab ama pak Dharmawan gini, ”Lho Ndok, nyanyi sih nyanyi, tapi jangan bikin sakit kuping dong! Ini bakat atau pelampiasan strees setelah jadi pembicara bimtek?” he..he.. Kenapa pak Dharmawan ngomong soal materi bimtek? Karenaa... oppss... secret deh ah! Pokoknya ... gimana pun ibu... we love you so much Bu Dewi.

Nyampe di daratan, kita segera naik mobil untuk pulang, tapi sebelum itu Pak Thamrin ngajak jalan-jalan ke jembatan Amperanya… jadi kita turun di pinggiran jalan raya jembatan Ampera… ngelihat sungai Musi dari atas. And sekali lagi, Subhanallah… indah banget… emang cocok deh semboyan “Visit Sungai Musi 2008” nya… tapi ada yang saya engga suka sama jembatan Amperanya… bagi saya kok terlalu dipolitikin banget ya… banyak muncul wajah-wajah politikus yang menghiasi jembatan Ampera… apalagi Palembang tuh lagi mau ngadain pemilihan gubernur gitu… jadinya aura politiknya kental banget kerasa…! Saya, sebagai turis (ceiiee...), kan pingin menikmati indahnya kota Palembang yang murni tanpa bau-bau politik… eeeiiitt… tapi ini menurut saya loh! Lagi pula siapa sih saya berani-beraninya protes soal kota Palembang? Warga Palembang juga bukan… he..he..

Well, mungkin hanya pengalaman itu saja yang bisa saya ceritain soal bimtek di Palembang, soalnya yang lainnya hanya berupa rutinitas kerja biasa. Tapi sebenarnya ada juga sih pengalaman lainnya, tapi ini hanya pengalaman pribadi saya. Malam terakhir di Palembang, saya juga sempet keliling-keliling kota Palembang, tapi sama temen saya, namanya Harris. Harris ini teman kuliah saya di UI, asli Palembang, cuma emang kuliahnya di Jakarta. Nah, saat saya ke Palembang itu, kuliah di UI lagi liburan semesteran, jadinya Harris pulang kampung deh…. Pas malam terakhir itu, saya janjian ketemuan jalan-jalan sama Harris dan sepupunya, namanya Ryan. Awalnya saya mau ngajak Isnaldi juga, soalnya kan Isnaldi samaan kuliahnya sama saya dan Harris, walaupun beda kelas, tapi Isnaldi gak mau, soalnya dia besoknya mau pulang ke Jakarta shubuh-shubuh, jadinya malam itu dia khususin untuk beli mpek-mpek buat oleh-oleh ke Jakarta… Lucunya nihh… saya sama Harris malah ketemuan sama Isnaldi di mpek-mpek Pak Raden. Saya mau makan di sana, sedangkan Isnaldi lagi mesen mpek-mpek di sana juga. Alhasil yaa… kita jadinya ngobrol bareng deh!

Bareng Harris, selain makan mpek-mpek, saya juga diajak ngider-ngider kota Palembang untuk hunting makanan lainnya. Ada mie celor yang berhasil masuk ke perut dengan penuh perjuangan … hi..hi.. (abisnya perut dah penuh sama mpek-mpek sih!). Ada makanan model krupuk-krupukan yang turut menemani mie celor. Tadinya juga mau makan Martabak Har, tapi ternyata tukang jualannya dah tutup. Emang gila si Harris nih! Bikin perut saya mau meledak saking kepenuhan… he..he.. Kata Harris sih yang penting nyicipin, masalah habis or engga itu makanan sih urusan belakangan… halllaahhh… Harrriiss... kalo gitu sih namanya mubazir atuh! But, tengkyu banget ya Ris, bisa makan kenyang di Palembang! Sampai ketemu lagi ya di kampus next September!

Ya.... itulah sekelumit cerita saya dari Palembang... banyak banget senangnya dan hampir engga ada ”nyebelin” nya walau kerjaan banyak banget. Mudah-mudahan di lain waktu, kami bisa ke Palembang lagi. Selain ke Palembang, next keinginan kami adalah pergi ke.... Medan...!! ha..ha... tapi ntar dulu ya... EO nya mesti mikir-mikir dulu kalo mau ke Medan, soalnya ada cewek cantik di sana, namanya Ocha... halaahh... ngak nyambung deh ah! See you, Palembang!