Wednesday, January 17, 2007

Flash Back ... Lesika's Baby


“Les, nanti anaknya mirip Isnaldi lohh…”, gurau saya dan Ocha setiap kali melihat Lesika berantem dan cerewet-cerewetan sama Isnaldi. Isnaldi, yang wajahnya diharapkan mirip sama anaknya Lesika kelak, tertawa-tawa senang merasa menang… sedangkan Lesika, dengan wajah yang pias, berteriak-teriak jengkel, “jangan sampai deehhh….”, harapnya sambil mengusap-usap perutnya yang semakin membesar.

Kisah di atas hampir menjadi makanan sehari-hari di Rowai ketika Lesika hamil. Pada saat hamil, Lesika menjadi seorang perempuan yang “berantakan” (saking ngak memperhatikan penampilan… mungkin karena anaknya kelak cowok yaa…) dan bawelnya ammpunnn…. deehhh… terutama kalau sama Isnaldi, kayak musuh bebuyutan, ngak pernah akur, palingan akurnya kalau lagi main game monopoli aja!!

Tapi sekarang gurauan itu sudah engga ada lagi (walaupun sekarang Lesika masih tetep aja bawel sama Isnaldi….he..he..) karena Lesika sudah melahirkan anaknya pada tanggal 15 November 2006. Lesika melahirkan di RS Pertamina Jaya. Anaknya laki-laki, dengan berat 3,1 kg dan panjang badan 46 cm. Bayi mungil itu kemudian diberi nama ADNAN ANUGRAH ADMAJA.

Pada saat Lesika melahirkan dan kemudian mendapat cuti melahirkan selama 1 bulan (maklum… masih Capeg ssiihhh….), kami di sini mengalami kesibukan yang luar biasa, mulai dari urusan SIPPEG, testing program, training ke Yogya, ngurusin tupoksi unit kerja sampai dengan verifikasi data pegawai yang buaannyaakkk…. banget. Wuiihhh… bener-bener ngak ada waktu luang, sampai-sampai untuk nengokin Lesika pun kami hampir aja tidak sempat, walaupun saya sempat beberapa kali sms an dengan Lesika ketika dia baru-baru saja melahirkan. Tetapi, akhirnya kesempatan untuk nengokin pun datang juga. Walaupun agak terlambat, kami akhirnya bisa nengokin Lesika dan anaknya di rumahnya pada tanggal 14 Desember 2006.

Rumah Lesika yang jauh, di Bekasi Timur sana, awalnya sempat membuat bingung kami bagaimana kami bisa sampai kesana, maksudnya sih dengan kendaraan apa kami kesana. Naik bis umum? Hmmm… semuanya pada ngak mau …he…he… Naik jemputan yang ke arah Bekasi Timur? Wahhh… itu juga lewat deh. Kalau naik jemputan, pasti pulangnya siang, dduuhhh… ngak enak pulang siang-siang …(hee…hee… sok rajin!!). Tapi akhirnya permasalahan itu pun teratasi ketika Pak Sofyan Tandjung, Kabag Mutasi Kepegawaian, mau meminjamkan mobilnya kepada kami (makasih banyak ya, Pak!).

Berangkatlah kami pada hari Kamis itu dengan menggunakan mobil Pak Sofyan yang dikemudikan oleh supirnya. Kami yang berangkat tuh ada 7 orang, yaitu Bu Pin, Bu Erna, Bu Mur, Bu Yani, Bu Ita, Ocha dan saya (hhmmm… Isnaldi ngak ikut… maklummm… calon eselon I jadi super sibuuukkk….he…he… ). Kami berangkat pada pagi hari, sekitar jam 10, dari kantor, dan direncanakan bahwa kami akan kembali lagi ke kantor.

Perjalanan yang agak jauh itu awalnya sempat membuat saya dan Ocha ngantuk, namun akhirnya kantuk kami berangsur-angsur hilang ketika Bu Ita dan Bu Mur dengan hebohnya cerita soal kematian Alda (hhii…..) yang kemudian diikuti pula dengan gossip-gossip lainnya, seperti kasus AA Gym maupun kasus YZ (** sensor ah! **). Praktis sepanjang perjalanan itu full gossip deh… maklum cewek-cewek… kalau udah ngumpul… pasti ngak akan jauh-jauh dari ngerumpi (duuhh… jadi malu nih!).

Obrolan kami mulai berhenti dan digantikan dengan kepala yang celingak-celinguk mencari kompleks “Duren Jaya” ketika kami sudah memasuki Bekasi Timur. Sempat nyasar kemana-mana, tapi akhirnya setelah tukang becak nunjukin arah, kami berhasil menemukan jalan menuju kompleks tersebut. Namun, ternyata jalan masuk kedalam kompleks juga masih jauh dan jalannya sedikit tidak rata karena masih ada beberapa yang berlubang dan tergenang oleh air hujan.

Setelah beberapa lama melewati jalan yang masih belum mulus, akhirnya kami memasuki komples perumahannya Lesika. Di kompleks tersebut, rumah-rumah mirip satu sama lain. Halamannya kebanyakan ditanami bunga-bungaan (Bu Pin dan Bu Ita heboh banget setiap melihat bunga yang menurut mereka indah banget). Nama jalanan umumnya diberi nama candi. Kompleks tersebut cukup luas dan cukup pula membingungkan kami untuk mencari di mana sebenarnya letak rumah Lesika (he..he.... sory ya Les…). Tetapi akhirnya, setelah beberapa kali kami salah milih jalan dan muter-muter, kami sampai juga deh di rumah Lesika (hore, sampai!!).

Bayi Lesika lucu, ngak ada mirip-miripnya sama Isnaldi tuh (waahh… Isnaldi kecewa deh! Tapi tenang Is, wajah bayi kan berubah-ubah, siapa tahu nanti kalau udah rada gedean baru kelihatan deh miripnya sama dikau… maaapp ya, Les…), tapi juga ngak mirip Lesika, mungkin mirip ayahnya ya. Kami di sana sibuk menggoda-goda si bayi. Tapi untungnya si bayi tidak menangis walaupun dikelilingi sama ibu-ibu yang cukup pecicilan. Selain itu, kami juga menghabiskan waktu untuk ngobrol dengan Lesika, maklum hampir sebulan ngak ketemu!! Ngak banyak yang berubah dari fisik Lesika. Makan ngak makan, hamil ngak hamil, ya badannya segitu aja, ngak pernah gemuk (dduuhhh… iri deh!). Cuma satu hal yang rada berubah yaitu bahwa ternyata Lesika berubah menjadi naga karena makannya gila-gilaan…he…he.. tapi dimaklumin kok, kan ibu menyusui, jadi bawaannya laper melulu!

Kami meninggalkan rumah Lesika ketika matahari letaknya sudah di atas kepala dan perut kami sudah banyak yang mulai bernyanyi. Kami memang tidak begitu lama berada di rumah Lesika, sekitar sejam lebih, dikarenakan kami masih harus kembali ke kantor, selain itu Lesika juga lagi sibuk mengurusi dan menyusui bayinya. Tapi bagaimana pun kami senang, karena keinginan kami untuk melihat bayinya Lesika akhirnya tercapai juga.

Monday, January 15, 2007

Flash Back ... Yogyakarta with our happiness....


01 Desember 2006

Dalam cuaca begini, walaupun Jakarta diguyur hujan, semangat untuk ke kantor sangat menyala-nyala (biasanya sehari-hari tetep menyala-nyala kok… tapi hari ini sauaanggaatt …. menyala…hee…hhee… somse deh aahhh….), walaupun harus membawa dua buah tentengan tas lagi. Hmm… awal Desember yang menyenangkan. Walaupun udara dingin dan matahari masih bersembunyi karena enggan menghangati bumi, tapi keceriaan ada di dalam hati saya dan pastinya ada di hati beberapa pegawai Rowai lainnya. Ciee… emangnya kenapa nih kok pada ceria??

Sebagai kelanjutan dari proyek SIPPEG adalah diadakannya Training System Informasi SIPPEG. Training ini diadakan di Yogyakarta, di markasnya perusahaan Exindo. Pegawai yang ikut training ada 10 orang dan merupakan perwakilan-perwakilan dari setiap bagian di Rowai. Dari bagian Perencanaan yang ikut adalah Agung sedangkan dari bagian Pengembangan dan Ortala yang ikut adalah Pak Mega dan Pak Udin. Nah… sisanya dari bagian Mutasi yaitu saya, Isnaldi, Ocha, Pak Tohir, Pak Agus, Bu Yani dan Bu Ita. Kenapa dari bagian Mutasi yang paling banyak karena SIPPEG itu ada di bagian Mutasi. Kami bersepuluh akan ke Yogya di bawah pimpinan Pak Hipnu. Jadi total yang akan berangkat ke Yogya tuh ada 11 orang.

Sepanjang pagi, rasa excited menghiasi raut wajah kami yang akan berangkat ke Yogya. Saya, Ocha, Bu Yani dan Bu Ita, sibuk membahas isi tas yang dibawa, seperti berapa baju yang dibawa dan pernak-pernik lainnya (maklum ibu-ibu…. seksi repot …hmmm… atau merepotkan ya?…hee..hee…). Pak Udin wajahnya serasa pinky karena baru kali ini, setelah 20 tahun bekerja, dia akan melakukan perjalanan dinas keluar kota. Udah gitu direncanakan bahwa pulangnya nanti, dari Yogya ke Jakarta, kami akan naik pesawat terbang. Wuiihh… naik pesawat terbang??? Seneng ddooonngg… terutama buat saya, Pak Udin, Bu Yani, Agung, Pak Agus, Pak Tohir, dan Pak Mega yang baru akan pertama kali naik pesawat terbang. Duhhh… jadi malu … ketawan deh sebelumnya ngak pernah mencicipi naik pesawat terbang.

Perjalanan kami menuju Yogya akan menggunakan bis dan bis nya itu ada di pool nya di daerah Pondok Gede. Karena bis akan berangkat jam 5 sore maka kami berangkat dari kantor sekitar jam setengah empat sore. Kami menggunakan 3 buah taksi. Taksi pertama berisi Pak Tohir, Pak Mega, Agung dan Bu Ita (dduhhh… Bu Ita… kasihan cewek sendirian di sana, tapi jadi paling cantik kok, Bu!). Saya, Bu Yani, Ocha dan Pak Agus ada di taksi kedua. Sedangkan yang ada di taksi ketiga tuh Isnaldi, Pak Hipnu dan Pak Udin. Alhamdulillah kami tidak telat sampai di pool. Walaupun sempat ada sedikit permasalahan mengenai keberadaan bis yang akan kami tumpangi, tapi akhirnya tepat jam 5 sore kami berangkat menuju Yogya. Bis yang kami tumpangi serasa VIP milik kami. Walaupun kami bersama dengan penumpang lainnya, namun 3 deret bangku paling depan dikhususkan buat kami. Pada lajur kiri, Pak Udin dan Pak Hipnu duduk sebangku di bangku paling depan. Pada bangku nomor dua, ada Bu Yani dan Bu Ita. Sedangkan saya dan Ocha ada di bangku nomor 3. Pada lajur kanan, ada Isnaldi dan Pak Agus di bangku paling depan. Pak Mega dan Pak Tohir di bangku nomor dua. Sedangkan Agung… dengan sangat menyesal… duduk sendirian di bangku nomor tiga. Karena serasa VIP, maka dari Jakarta sampai Yogya, tidak ada yang duduk bersama Agung. Praktis Agung hanya bertemankan setumpukan cemilan di samping tempat duduknya. Tapi asyiknya, dia bisa leluasa tidur, dengan berbagai gaya (he…hee…) di bangku itu tanpa gangguan yang berarti.

Bis yang kami tumpangi cukup lumayan walaupun tidak sesuai dengan yang kami inginkan. Ada TV dan VCD. Tapi sayangnya si supir menyetel VCD dangdutan yang entah lagi manggung di mana dan siapa penyanyinya. Tempat duduknya lumayan, walaupun so pasti bikin pegel-pegel badan he..hee... AC nya wuiihhh…. luar biasa dinginnya, walau pun sudah dikecilkan. Bu Yani sampai harus mengeluarkan sarung dan menyelimuti tubuhnya dengan sarung tersebut. Bu Ita harus menutupi kepalanya dengan mukena. Sedangkan Ocha, sukses meringkuk kedinginan dengan hidung yang mulai bersin-bersin (poor Ocha!).

Awal perjalanan, kami masih happy dan ceria. Masih heboh bercanda dan ngobrol satu sama lain walaupun beda tempat duduk. Namun, ketika sudah keluar dari tol Cikampek dan hari mulai malam, satu irama sama-sama keluar dari mulut kami yaitu laaappaarr…. Saat itu kami sering nyeletuk-nyeletuk ringan, sengaja nyindir-nyindir supir supaya mau berhenti di rumah makan, namun ternyata sang supir cuek bebek! Huuu… menyebalkan!! Untunglah saya bawa cemilan. Kacang dan biscuit coklat saya cukup laku digasak. Tapi ada juga yang anti tidak mau makan cemilan. Bu Yani jelas-jelas nolak, bukan karena beliau sedang diet, cuma karena beliau takut akan satu hal yaitu takut habis makan langsung mau ke WC (soalnya Bu Yani punya kebiasaan kalau malam-malam makan maka setelah makan langsung deh bawaannya mau ke WC aja). Isnaldi juga nolak. Bapak yang satu ini juga bukan sedang mencoba mengurangi berat badannya yang semakin menanjak, melainkan karena dia cuma kepingin makan nasi. Baginya, nasi adalah segala-galanya! Kalau belum makan nasi berarti belum makan. Kalau pun makan nasi dengan lauk yang mewah tapi nasinya serasa tidak enak dan tidak nyaman di lidahnya, maka itu juga berarti bahwa dia belum makan. Duuhh… susah deh, Is!

Akhirnya, setelah kami tidak berusaha lagi menyuruh supir berhenti di rumah makan dan sebagian dari kami ada yang sudah mulai tertidur, bis berhenti di sebuah rumah makan. Horee… makann….!! Duuh… serasa play group, senengnya minta ampun, sampai-sampai ada diantara kami yang bertepuk tangan saking leganya karena bentar lagi perutnya akan berhenti bernyanyi. Kami pun segera masuk ke dalam rumah makan tersebut. Sistem pengambilan makan di sana adalah prasmanan, sehingga kami bisa milih sendiri makanan apa yang kami inginkan. Hampir sebagian besar dari kami memilih makan soto ayam karena ingin menikmati hangatnya makanan yang akan menghangati badan. Tapi begitu di meja makan, kami sama-sama kecewa. Ternyata… soto ayamnya… ayamnya tidak nongol banyak, cuma sekilas info aja, yang banyakan malah togenya. Waduh, itu mah namanya soto toge bukannya soto ayam! Udah gitu rasanya nano-nano. Tapi ya udah dimakan aja, berusaha untuk syukur nikmat, walaupun ada di antara kami yang akhirnya makannya ngak dihabisin. Sehabis makan, yang muslim kemudian shalat. Rombongan yang paling lama shalatnya ya rombongan ibu-ibu, maklum pernak-perniknya banyak! Tahu ngak, ternyata diantara semua penumpang bis, yang paling lama dan belum segera masuk ke bis kembali, ya rombongan ibu-ibu ini. Alhasil, kami adalah orang-orang yang paling ditunggu-tunggu, karena penumpang lainnya sudah kumpul dan duduk manis dibangkunya. Duuhhh… jadi malu deehhh… karena leletubies!!

Selepas singgah di rumah makan itu, tidak banyak kisah perjalanan yang bisa saya ceritakan karena saya kebanyakan tidur…hee..he… Saya dan Ocha bener-bener kompakan untuk selalu mencoba tidur di perjalanan walaupun bangkunya engga begitu nyaman untuk dipakai tidur. Setiap terjaga, yang saya dan Ocha rasakan tuh pegel-pegel dan perasaan laapppaarr… karenanya Bu Ita nyeletuk melulu setiap kali saya dan Ocha bangun, kalau saya dan Ocha tuh kerjaannya kalau bangun tidur pasti nanya udah sampai mana, abis itu ngemil, and then tidur lagi deehhh…. bener-bener ajaib!

Ada beberapa kejadian dalam sisa perjalanan yang masih bisa saya ingat. Saat itu saya sempat terjaga dari tidur sampai terkaget-kaget ketika Isnaldi dan Bu Ita teriak-teriak karena ternyata hampir aja terjadi peristiwa yang mengerikan antara bis kami dengan kendaraan yang lain. Aduh menyeramkan! Saya dan Ocha juga sempat ke WC di pom bensin ketika bis berhenti mengisi bensin pada sekitar jam 12 malam. Dan seperti biasa, cewek-cewek urusannya lama, jadinya balik ke bisnya juga rada lama deh. Tapi yang lain seneng kok bisnya berhenti lama, soalnya bisa pada turun dan menggerakan badannya yang pegal-pegal. Yang menarik tuh Pak Tohir. Bapak ini gemar banget minum, alhasil dia sering banget minta berhenti untuk ke WC, padahal yang lainnya pada ngirit minum, termasuk saya yang ikutan puasa minum. Namun, karena saking seringnya minta berhenti, pada akhir-akhir perjalanan, Pak Tohir nahan-nahan diri untuk ngak minta berhenti lagi untuk ke WC padahal beliau udah pingin banget ke WC (beliau malu euiii… request ke WC melulu!). Alhasil, gerakan Pak Tohir jadi terbatas. Bergerak dikit bahayaa… hee..hee… ngomong dikit ngak boleh sampai ketawa yang bisa mengguncangkan badan…bahayaa… jugaaa…. dduuhhh… kasihan deh Bapak, jadi sengsara gitu! Kalau Bu Yani dan Bu Ita beda, mereka masih aja sibuk mengusir dingin dengan berbagai cara dan setahu saya, kayaknya ibu-ibu ini ngak pernah tidur sepanjang perjalanan deh. Hmmm…. yang namanya ibu-ibu, ngak di rumah, ngak di kantor, sifat ngemongnya selalu ada, termasuk di bis, ngak tidur karena ngejagain “anak-anak gadisnya”.

Situasi di bis tetap dalam keadaan yang ceria, walaupun lelah melanda kami, dengan adanya Pak Udin. Pak Udin tetap jadi penyegar situasi di bis ini dengan cerita dan leluconnya yang bisa membuat kita tertawa terbahak-bahak, apalagi dia berpasangan dengan Pak Hipnu yang juga jago ngebanyol…hmmm… dahsyat! Yang menarik lainnya tuh Isnaldi dan Agung. Berhubung sebelum naik bis, Isnaldi mengisi pulsanya, maka dia dapat fasilitas free talk di malam hari. Alhasil, sepanjang perjalanan, dia kebanyakan nelpon istrinya nan jauh di Riau sana. Ampun… nelponnya lama banget (mumpung gratis) sampai Pak Tohir terheran-heran apa aja yang diomongin (ya Bapak… kalau sama yayang mah ngomongnya juga yang yayang-yayangan atuh… jadinya ngak bosan laahhh…). Sedangkan Agung yang duduk sendiri, gaya tidurnya macam-macam, karena space dia untuk duduk dan tidur luas banget. Lucunya, Agung tidur dengan barang-barang titipan dari kami, ada yang nitip tas, file, cemilan, sampai mukena, so kadang saya lihat Agung tertidur dengan gaya yang lucu sambil memeluk plastik-plastik bungkusan yang entah milik siapa.

Hari sudah mulai terang ketika bis memasuki kota Yogyakarta. Seneng eeuuiii… udah nyampe di Yogya. Karena bis serasa VIP, maka kami pun diantar sama supirnya sampai ke tempat di mana kami akan menginap, yaitu di MMTC. Sekitar jam 5 pagi, kami sampai di depan MMTC. Kami pun segera turun dengan segala pasukan barang-barang kami. Penat melanda kami. Pegel dan lapar plus ngantuk udah campur aduk. Tapi kami seneng karena akhirnya… Alhamdulillah… kami bisa juga sampai di Yogya dengan selamat. Well, Yogya…. here we are!

02 Desember 2006

Kami menyusuri sepanjang jalan perkompleksan MMTC menuju mess tempat kami akan menginap. Tubuh rasanya sudah lelah banget. Kebayang pingin buru-buru terjun ke tempat tidur dan memejamkan mata barang sejenak. Besides, lapar eeuuiii.... !! Ternyata jalan menuju mess lumayan jauh, tapi itu kami lalui dengan senang, karena sepanjang perjalanan tersebut, kami sibuk cerita dan bercanda, terutama cerita saat-saat uncomfortable di bis, disamping itu kami pun terkesan akan perkompleksan MMTC yang rapih dan bersih sekali, tidak seperti riwetnya Jakarta!

Akhirnya kami sampai juga di depan pos penjagaan mess MMTC. Pak Hipnu lalu bertanya kepada salah satu petugas di sana mengenai di mana kami akan menginap. Petugas tersebut kemudian menunjuk ke arah salah satu gedung di area mess dan dia bilang bahwa tempat kami akan menginap adalah di lantai 4 !! Huuuaaa....... guabrak!! Duuhh... ampunnn.... deh... udah capek, mesti naik ke lantai 4 juga!! Mana naiknya manual lagi, karena di sana engga ada lift. Mendadak wajah kami menjadi keruh dan banyak gerutuan yang keluar dari mulut kami, tapi ya mau apa lagi... ya udah jalananin aja.... lantai berapa pun hayyooo.... hhmmm... sekali lagi berusaha untuk syukur nikmat nih!

Dengan candaan yang rada-rada penuh ejekan dan gerutuan (maklum saking capeknya disuruh jadi spiderman ke lantai 4), kami naik ke lantai 4. Begitu sampai di sana... wuaaa.... eng...ing...eng... loh... kok kayak rumah hantu sih? Beneran deh, lantai 4 sunyi senyap, baunya rada aneh, seperti ruangan yang jarang ditempati, udah gitu gelap gulita, kamar-kamar terkunci, abu dimana-mana... ampuunn.... seperti kota mati! Idihh... beneran nih kita bakalan tinggal di sini dalam waktu 3 hari ke depan? Mana ngak ada kamar mandinya nih (karena kamar-kamar dalam keadaaan terkunci), padahal banyak diantara kami yang pingin ke kamar mandi, besides yang muslim belum pada shalat shubuh!

Hampir setengah jam lamanya kami di sana, ngak ada kerjaan, kebingungan dan masih takjub melihat sekeliling lantai yang aneh bin ajaib. Karena engga ada petugas yang datang, akhirnya Pak Hipnu turun kembali ke bawah, ke pos penjagaan lagi, untuk konfirmasi kebenaran di mana kami akan menginap. Tidak berapa lama Pak Hipnu pun datang and..... good news! Ternyata petugasnya salah ngarahin gedung. Kami ternyata memang engga seharusnya berada di lantai 4 ini karena kami seharusnya menginap di gedung depan. Akhirnya dengan ceria dan senang hati, kami segera turun dan menuju gedung di mana seharusnya kami menginap. Nah… ini baru namanya penginapan….. sorak kami seperti anak kecil begitu sampai di gedung tersebut. Kami pun kemudian dibagi-bagikan kunci kamar. Saya sekamar dengan Ocha. Bu Yani sekamar dengan Bu Ita. Kalau Pak Udin sekamar bertigaan dengan Isnaldi dan Pak Hipnu. Pak Tohir tetep setia dengan Pak Mega. Dan kali ini Agung ngak sendirian kayak di bis, karena Agung sekamar dengan Pak Agus. Kamar kami semua berada di lantai 2. Huaaa.... senengnya ... akhirnya bisa istirahat juga deh....!!! Mata kami pun berbinar-binar membayangkan empuknya kasur untuk tidur dan segarnya air untuk membasuh badan kami yang rasanya sudah lengket seperti lepet!!

Kamar yang kami tempati Alhamdulillah nyaman banget. Ada 2 spring bed ukuran sedang, satu kulkas kecil, satu lemari besar tempat menaruh pakaian di mana ditengahnya ada TV 21 inch (khusus kamarnya Bu Yani cuma dapat yang 14 inch... hi...hi... poor you are deh, Bu!) dan dua set meja kursi. Setiap kamar ada kamar mandinya. Kamarnya pun ber-AC. Wah, pokoknya enak pisan deh! Banyak dari kami yang langsung mendarat di kasur begitu sampai di kamar. Begitu juga dengan saya dan Ocha. Setelah beres-beres, Ocha langsung beringsut masuk ke bawah selimut di tempat tidurnya untuk menghindari dingin dan mulai memejamkan matanya. Saya juga mengikuti aksi Ocha selepas shalat Shubuh. Rasanya nyaman banget bisa rebahan di tempat yang memang semestinya merupakan tempat rebahan.

Saya dan Ocha sudah tertidur ketika ada yang mengetuk pintu kamar kami dengan keras dan berteriak kalau it’s time to breakfast! Kami pun terperanjat bangun. Dengan mata yang masih berat, kami keluar kamar dan mencari kebenaran apakah memang sudah waktunya makan pagi atau belum, dan ternyata... kami dikerjain.... tahu tuh siapa yang ngerjain... karena memang di luar tidak ada tanda-tandanya bakalan makan pagi..... dduuhhh...... sebel deh! Saya kemudian melongok masuk ke kamarnya Bu Yani and then... waaahhh... Bu Yani dan Bu Ita udah pada rapih-rapih, udah pada mandi and dandan dengan cantiknya... sedangkan saya dan Ocha..... hiiiii..... kusut bangeeettt.... so, mendadak kami jadi panik karena kami belum siap sama sekali. Kami pun segera balik ke kamar dan mulai akan melakukan gerakan bebersih diri. Tapi kok rasanya untuk mandi masih malas ya? Alhasil, kami malah tiduran lagi sambil nonton TV. Tidak berapa lama ada yang mengetuk pintu kamar kami lagi. Entah kali ini siapa! Ocha segera bergegas keluar kamar dan tidak berapa lama kembali masuk ke kamar dengan membawa dua bungkusan nasi. Nah, kali ini beneran deh makan pagi!! Horee... makan!! Kebetulan udah lapar banget nih. Nasi bungkus dengan lauk gudeg itu pun segera kami serbu, kelihatan banget deh kalau kami tuh kelaparan, serasa ngak makan beberapa hari (jadi malu euuiii...).

Selesai makan, saya dan Ocha pun mulai bersiap-siap, mandi dan menyiapkan apa aja yang mau dibawa untuk training nanti. Waktu menunjukan sekitar jam delapan lebih ketika kami sudah siap, tapi yang kami rasakan saat itu cuma satu yaitu sama-sama mengantuk. Ocha malah lebih parah ngantuknya, walaupun sudah rapih dan cantik, akhirnya dia ngak kuat juga untuk memejamkan mata, so dia pun tertidur. Saya juga ngantuknya ampun-ampunan, cuma saya coba tahan-tahanin untuk ngak tertidur walaupun akhirnya pertahanan saya runtuh juga, saya pun tertidur, cuma dalam posisi duduk. Saya dan Ocha sama-sama terbangun ketika Bu Yani masuk ke dalam kamar kami dan membangunkan kami karena sebentar lagi kita akan berangkat training. Dengan mata yang masih agak berat dan kepala yang sedikit pening, kami pun segera menyiapkan diri dan keluar dari kamar menuju ruang tunggu di lantai bawah, menunggu saatnya berangkat training ke kantornya Exindo.

Ternyata penantian kami, untuk berangkat training, agak lama karena kami masih harus menunggu mobil yang akan membawa kami training. Mobil tersebut kami sewa dari MMTC. Setelah sekitar dua puluh menitan kami menunggu, akhirnya mobil kami pun datang, namun itu bukan berarti kami bisa segera berangkat, karena kami ternyata masih harus menunggu team Exindo yang katanya juga akan datang ke MMTC untuk menjemput kami. Tidak berapa lama, team Exindo pun datang. Ada sekitar dua orang yang menjemput kami, tapi dari dua orang tersebut yang saya kenal cuma satu, yaitu Mas Ferry. Setelah semuanya kumpul, akhirnya kami pun berangkat training menuju kantor Exindo. Sepanjang perjalanan menuju kantor Exindo, kami banyak cerita, pokoknya macam-macam, dari cerita kembali soal perjalanan di bis sampai cerita yang hampir serupa dari setiap orang, yaitu how sleepy and tired we are ... huuaaa.... Selain itu, kami juga terkesan dengan keadaan kota Yogya yang tidak ramai dan tidak riwet seperti Jakarta, di samping itu kotanya juga bersih banget, dduuhh... jadi seneng ngelihatnya, cuma ada satu hal yang menjadi pertanyaan kami, kenapa ya setiap pengendara motor di Yogya, kok helm nya rata-rata hampir seragam ya, baik bentuknya maupun warnanya, yaitu warna putih, apa helm itu lagi ngetrend di Yogya ya??

Sekitar jam 10 pagi, kami pun tiba di kantornya Exindo. Di halaman kantor, kami sudah disambut dengan spanduk selamat datang (hiii..hii... makasih yaa.... sampai dibuatin spanduk segala... jadi seneng deh!). Kami pun segera masuk ke dalam kantor dan langsung bertemu dengan Pak Budi, Bu Ira, Mas Bram dan mas-mas satu lagi (duuhhh... maap ya mas, saya ngak tahu namanya mas!). Setelah bersalam-salaman dan sedikit obrolan, kami pun segera diajak Pak Budi untuk masuk ke dalam ruangan training. Wuuahh... ruangan trainingnya enak pisan... (hii...hii... norak.com). Ruangannya sederhana tapi kelihatan lux. Ada LCD yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan slide pengajaran mengenai program SIPPEG. Masing-masing peserta training pun mendapatkan lap top, so tiap peserta training bisa fokus dan belajar dengan komputernya masing-masing, sehingga pemahaman akan sistem diharapkan bisa segera didapat.

Pelajaran pun dimulai dengan segera, pengajarnya adalah Pak Budi dan mas Bram. Kami semua serius belajar loh, walaupun sebagian besar diantara kami sudah cukup berumur, dalam arti kata sudah emak-emak dan bapak-bapak yang dalam waktu beberapa tahun ke depan bakalan pensiun he...he..., tapi pantang menyerah deh.... kan belajar mah tidak mengenal umur, apalagi kata nabi, kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina, jadi boleh dongg... mengejar ilmu salah satunya ke Yogya dulu.... nah lho... ngak nyambung deh ahhh...!! Saat selama belajar, banyak hal-hal lucu yang terjadi, tapi ada juga sih yang agak mengecewakan iihiiikk.... iihiiikk... Hal yang lucu misalnya saja soal Pak Udin. Beliau tuh serius banget saat belajar, serius banget ngelihat ke arah display LCD sampai ke layar lap top di depannya. Matanya, yang ditutupi dengan kacamata, tajam menatap sistem pembelajaran didepannya. Ternyata oh ternyata ... he..he... Pak Udin serius banget karena dia salah bawa kacamata (emangnya ada berapa kacamata sih, Pak?). Kacamata yang dipakainya ternyata bukan kacamata baca, engga tahu deh kacamata buat apa, so beliau mesti ekstra kerja keras untuk menelusuri sederatan makna-makna kalimat didepannya... duuhh... kasihan deh, Pak... tapi tetep diacungin jempol karena Bapak ngak patah semangat begitu saja walau sulit untuk melihat tulisan, hebat deh, Pak!! Kalau hal yang mengecewakan yaitu tertinggalnya beberapa Daftar Riwayat Hidup (DRH) pegawai yang rencananya akan diinput ke dalam sistem pada saat training di Yogya ini. Entah kenapa bisa tertinggal. Pak Tohir yang bertanggung jawab soal ini juga kebingungan karena menurut beliau DRH yang mesti dibawa sudah dibawanya di dalam kantong DRH, namun ternyata di dalam kantong DRH hanya berisi DRH dari pegawai di lingkungan Biro Kepegawaian saja, wallahu alam deh, but... tetep tidak patah semangat kan, Pak? Dengan atau dengan tidak adanya DRH, buktinya kita masih tetep bisa lancar belajar kan???

Proses belajar mengajar yang dijalani yaa... seperti proses belajar mengajar pada umumnya. Ada saatnya serius belajar, tapi ada juga candaan yang menyertainya. Ada juga kekonyolan-kekonyolan bahkan ada juga protes-memprotes jika ditemui masih adanya error yang muncul dari sistem, tapi dimaklumi lahh.. kan sistemnya masih trial and error, pasti akan terus develop, ngak akan berhenti begitu saja. Tapi intinya sih, proses belajar mengajar berjalan dengan lancar, setiap peserta training dapat dengan cepat menyerap pelajaran yang disajikan, dan banyak pula masukan-masukan untuk perkembangan sistem yang disampaikan oleh peserta training kepada programmer sistemnya, yaitu mas Bram dan kepada perusahaan Exindo, sebagai perusahaan konsultan yang menaungi sistem tersebut. Pada hari pertama training ini, waktu belajar hanya sampai jam 3 sore saja, rencananya sih sampai jam 5 sore, namun karena diketahui para peserta training masih kelelahan akibat baru saja tiba di Yogya tadi paginya, maka pelajaran dipersingkat deh... dan akan dipadatkan pada esok harinya. Asyiikk juga sih dipercepat, abisnya masih pada rada ngantuk nihhh....

Selepas shalat Ashar, kami pun kembali ke tempat penginapan kami di MMTC. Banyak diantara kami yang masih menderita kelelahan... ceiillee... akibat perjalanan dengan bis semalam yang memakan waktu hampir 12 jam lamanya... duuh... pegel deh! Tapi ada juga diantara kami yang fisiknya benar-benar superman... kuat beneerr.... soalnya begitu sampai di MMTC, ada yang langsung bertandang ke supermarket yang ada di seberang perkompleksan MMTC dan ada pula yang berkunjung ke pameran bunga yang ada dihalaman depan MMTC. Isnaldi, Pak Udin dan Pak Hipnu adalah sebagian yang main ke supermarket, sedangkan Bu Yani dan Bu Ita pasti lah yang main-main ke pameran bunga... maklum kan perempuan... tapi ternyata ibu-ibu ini pun akhirnya ikutan pula main ke supermarket... dduuhh... ya itu lah perempuan.... dunianya kalau tidak bunga ya belanja...he...he... Tapi lucunya, yang main ke supermarket, belanjanya cuma beli sendok doang... abisnya menurut mereka sendoknya lucu sihhh... duuhhh bu.... di Jakarta sih banyak atuh sendok macam begitu... ngapain jauh-jauh ke Yogya kalau belinya cuma sendok doang... he...he... Kalau saya dan Ocha sih lebih memilih tidur, abisnya masih capek banget dan ngantuknya itu masih belum hilang-hilang juga, jadi begitu ada kesempatan untuk bisa istirahat, ya udah istirahat deeehh.... biar badan rasanya nanti lebih enakan gitcchhuuu....

Malamnya kami semua keluar makan malam, teutep... naik mobil MMTC yang kami sewa. Wuihh... senengnya... bisa jalan-jalan malam di Yogya! Sempet sebentar keliling-keliling kota Yogya untuk ngelihat pemandangan malam, also kebiasaan or budaya nya orang Yogya. Biasa... Pak Hipnu yang familiar sama adat Jawa menjadi guide nya kita semua. After that, akhirnya nyampe juga deh di sebuah rumah makan. Kelihatannya sih cukup elit, soalnya rumah makannya cukup besar dan pengunjungnya juga buuaannyaakkk... banget... apalagi tuh rumah makan dekat banget sama bioskop (dduuhh... lupa deh apa nama bioskopnya ya?), jadi nilai strategisnya ketawan banget. Sempet kepikiran... waddduhh... makan di sini kayaknya bakalan mahal deh... apalagi kita ber-11 plus sama supir.... kira-kira ntar ngabisin biaya berapa ya? Tapi... karena... berhubung... makannya gratis.... support dari... hmmm... (ntah lah... support darimana yaa....???) ya udah deh pikiran engga merasa nyamannya dibuang-buang jauh... lagian... pak Hipnu yang megang uang kayaknya happy-happy aja tuhh... hee...hee...

Makan di rumah makan itu asyik juga, makanannya ya... makanan khas jawa ssiihh... tapi ada juga yang umum, semacam ayam bakar or goreng, ikan bakar or goreng, bahkan sampai bebek bakar or goreng. Bebek?? Wiiddiihh.... (** norak.com **). Seumur-umur, saya belum pernah nih makan bebek... nah, baru di Yogya ini, the first time lah ... saya makan bebek. Yang lainnya juga lebih prefer makan bebek deehh... hampir semuanya mesen bebek bakar.... tapi ada juga sih yang mesen ayam goreng, ayam bakar atau soto ayam.... contohnya... hmmm... Pak Udin nih... mesen bebek bakar sama ayam bakar, udah gitu mesen soto ayam juga...hi...hi... mumpung gratis ya, Pak? Tapi emang sih soto ayamnya dimakannya rame-rame. Awalnya saya juga mau mesen yang lain, yaitu rujak cingur. Saya kirain tuh rujak cingur kayak yaa... rujak biasa, semacam rujak buah gitu, tapi ternyata... rujak cingur tuh.... wiiiddiihhh.... katanya moncongnya sapi dirujakin... wadduhh... ngak jadi deh ah, dengernya aja udah serem. Akhirnya saya mesen tempe penyet aja deh! Dari namanya .... tempe penyet... kayaknya rada aneh, tapi pas makanannya datang... hmm.... kayaknya biasa aja deh, tempe goreng biasa yang rada dipenyet-penyetin or diteken-teken, trus di atasnya di kasih cabek deehh... duuhhh... saya kirain tempe penyet tuh modelnya gimana, ternyata ya... sama aja... tempe goreng berlalapkan sambal!! Tapi enak juga loh tuh tempe, ngak nyesel kalau udah mesen!!

Sewaktu makan malam itu, ada hal-hal lucu yang sempat terjadi looohh..... Sebelum makan, Pak Hipnu sempet mau ngerjain Ocha. Dari parkiran rumah makan, beliau nelepon HP nya Ocha, dikirain sih Ocha belum punya nomor HP nya Pak Hipnu. Padahal ...hi..hi... kecele deehhh.... Ocha udah punya tuh! Awalnya Ocha bingung waktu HP nya bunyi, nih Pak Hipnu ngapain nelepon dia ya, apa kepencet tanpa sengaja ya? Eh, engga sengaja Ocha ngelihat ke halaman parkir, kelihatan deh Pak Hipnu lagi megang HP deket telinganya, berarti kan emang beneran nelepon bukannya kepencet. Terus, Ocha angkat deh, eehh.... suaranya Pak Hipnu yang muncul penuh rayuan gomball... ngajak ke bioskop sebelah ... he..he... Waahhh... sama Ocha malah diladenin dan ditambah-tambahin... akhirnya malah jadi gurauan and... Pak Hipnu yang kalah bercandanya deh, habisnya engga mempan, rencana mau ngerjain Ocha malah kebalik dikerjain Ocha, habis gimana ya Pak... Ocha nya sudah punya nomor HP nya Bapak siihhh.... kalau belum punya...hmmm.... belum jaminan juga sih Ocha bisa dikerjain, abisnya kan Ocha cukup wonder woman, alias galak bbboooo....!!! Trus ada lagi yang super heboh! Kejadian si pengulek cabek! Wadduhh... apaan tuh? Awalnya saya bingung kenapa para lelaki yaitu Pak Udin, Pak Agus, Isnaldi, Agung, Pak Tohir, Pak Mega sampai Pak Hipnu, gemar berkerumun di halaman rumah makan sambil bisik-bisik dan tertawa-tawa yang aneh. Udah gitu, Bu Yani dan Bu Ita ikutan gabung juga. Saya sama Ocha bingung laahh... ternyata oh ternyata.... mereka sedang asyik ngegosipin ayu-ayu di depan rumah makan yang lagi ngulek sambal. Bukan masalah tempat ulekannya yang gede, atau si ayu itu emang beneran ayu, tapi .... masalahnya... itu loh.... nguleknya pakai baju atasan yang serba benar-benar terbuka.... sampai pria-pria tak mengedipkan mata.... bener-bener lebih gawat dari you can see deehh ... (** sensor ah **). Woww... pantes deh semuanya pada cengar-cengir ngelihatin! Tapi .... wadduhh... gawat dong, soalnya kan kita semua nih tahu si ayu model begini pas udah selesai makan dan mau pulang, coba dari tadi... masalahnya tuh... karena baju si ayu yang super terbuka, jangan-jangan cabek or sambal yang kita makan tadi sudah terkontaminasi sama zat-zat cair or zat wangi or zat lainnya yang berasal or turun dari tubuh si ayu dan masuk ke dalam sambal.... woooeekkk......!!! Tapi, mau gimana lagi..... kalau emang ada, ya udah anggap saja vitamin (hhhiiiii....).

Setelah selesai makan, kami semua sempet sebentar jalan-jalan ke Malioboro. Engga lama sih di sana, habisnya udah malam dan udah banyak toko yang tutup, lagi pula rada gelap, gimana mau milih barang yang bagus kalau pencahayaannya kurang, ya ngak? Tapi, masih ada juga yang bisa belanja sih, termasuk saya...he...he.... Isnaldi dan Agung berburu kaos, saya juga he...he... Pak Mega belanja ikat pinggang, dompet dan... apa ya... pokoknya unik-unik deh yang dibeli sama Pak Mega. Pak Tohir juga sempat belanja, cuma saya lupa apa yang beliau beli. Kalau Pak Agus… hhmm… beliau mah tukang ngerecokin orang yang belanja…he…he… Tapi, pokoknya mengasyikan deh! Walaupun malam itu kami masih sedikit lelah, tapi kami senang karena bisa jalan-jalan di malam pertama kami di Yogya. Puas makan, puas jalan-jalan... trusnya pulang deh ke penginapan, di MMTC. Sampai di MMTC, masih ada beberapa dari kami yang menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bersenda gurau, tapi kalau saya dan Ocha mah... wuaahhh... dah ngak tahan mau tidur, saking ngantuk dan lelahnya, begitu juga dengan Bu Yani dan Bu Ita. Apalagi besok masih harus belajar lagi, udah gitu jam belajarnya lebih panjang dan padat, jadinya yaa....huuaa.... mending bobok deeehhhh....

03 Desember 2006

Hmmm... sekarang hari kedua belajar or training SIPPEG. Tidak banyak hal-hal yang terjadi hari ini, almost biasa saja, kebanyakan kami menghabiskan waktu untuk belajar SIPPEG, masih tetep di markas besarnya Exindo.

Seperti kemarin, kami berangkat dari penginapan menuju kantor Exindo sekitar jam 8.30 pagi, masih dengan mobil MMTC yang kami sewa. Tapi sebelum itu, makan pagi dulu dong! Kalau ngomongin soal makan sih tergantung sama sang supir dan empunya pundi-pundi, Pak Hipnu, jadi mau makan apa dan di mana yaa... hayyoooo... aja... yang penting bisa makan and gratis.... he...he.... Hari ini kelihatan semuanya sudah segar kembali karena tentunya kemarin sudah cukup istirahat. Terbukti sepanjang perjalanan menuju ke tempat makan, kami banyak berbincang dan bercanda di mobil, seperti tidak pernah kehabisan energy saja, pokoke rame pisaann... apalagi ada topik yang super seru yang menjadi hot topic kami pada saat itu yaitu...hmm... masalah Aa Gym yang nikah lagi... nah lho... Aa Gym nikah laaggiii.... waahh... pastinya full of pro dan kontra dong, tapi saya ngak mau ah membahas poligaminya Aa Gym karena yaa.... di luar kapasitas otak saya dan itu penuh dengan segala pernak-perniknya...hi...hi... bingung ya? Iya nih saya juga bingung, tapi intinya sih ngak akan ada cerita soal poligaminya Aa Gym di blog ini... so, peace deh ah....!!

Well, back to sarapan pagi! Sarapan pagi ini menunya serba soto, sotonya juga ngak beda jauh seperti di Jakarta, yang membedakannya cuma masalah nasi aja. Kalau di Jakarta biasanya soto dipisahkan dari nasinya, jadi soto di satu mangkok sedangkan nasi di piring lainnya, sedangkan kalau sarapan pagi ini, nasinya langsung dicelupkan satu mangkok bersama-sama dengan sotonya. Harga soto ini ternyata cukup murah meriah dan yang lebih penting lagi... so pasti nya enak dong... jadi engga rugi deh! Cuma kebanyakan perut para bapak-bapak tidak langsung kenyang, habisnya jatahnya kan satu orang satu mangkok soto, tidak seperti semalam yang bisa mesen beraneka ragam makanan, jadinya pada belum puas aja makannya. Hmmm... kayaknya emang harusnya begitu deh, makan pagi mah biasa saja, lagi pula kalau makannya terlalu wahh or heboh... kan kasihan... ntar Pak Hipnu nya tekor dongggg......!!

Setelah makan, kami langsung berangkat ke kantor Exindo dan nyampe di sana sekitar jam 9.30 pagi. Ternyata kami tidak langsung training karena kami harus menunggu AC di ruangan training yang sedang diperbaiki. Kami menunggu sekitar setengah jam, setelah itu baru deh kami mulai belajar. Seperti yang dijelaskan di atas, tidak ada hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan training hari kedua ini, segalanya penuh dengan belajar dan belajar dari pagi sampai sore hari. Cuma ada satu hal yang berkesan saja. Pada hari kedua training ini, kami ketemu sama Anhar, itu loh... anak buahnya Pak Budi, yang saya beri julukan ”Si Anak Jutek”, habisnya waktu ketemu dia di Jakarta, dia nya engga pernah ngomong sama saya, apalagi senyum... wwuuiihh... pokoknya pelit senyum deh! Nah, hari kedua ini Anhar datang ke Exindo, setelah sebelumnya yaitu kemarin dia engga muncul di seputaran kantor Exindo. Ketemu Anhar biasa aja, seperti di Jakarta, tidak ada perbincangan, apalagi senyuman (pelit banget sih, Har!). Tapi semuanya berubah ketika shalat Dzuhur. Pada waktu Dzuhur, kami shalat di mesjid dekat kantor Exindo. Nah lho, kenapa engga shalat di kantor Exindo aja ya? Well, kami engga shalat di kantor Exindo karena pada hari itu PAM atau tepatnya aliran air di kantor Exindo sedang rusak, jadinya ya.... toiletnya kekurangan air, so untuk lebih nyaman dan amannya yaaa.... lebih baik shalat di mesjid aja. Nah, setelah selesai shalat, kami or tepatnya saya, Bu Ita dan Bu Yani, mau balik lagi ke Exindo, eehh... di jalan ketemu sama Anhar yang juga mau shalat di mesjid. Saya pikir Anhar bakalan engga nyapa saya, ternyata oh ternyata... dia nya malah senyum sama saya. Waddooww... kaget juga, dikirain sih dia agak sleg sama saya karena saya emang cerewet banget soal SIPPEG sama Exindo, tapi ternyata engga juga! Dengan senyuman, beres deh masalah, so karena Anhar udah mulai senyum... ntar-ntar kan saya bisa minta tolong sama dia kalau saya perlu apa-apa yang berkenaan dengan SIPPEG. Gitu dong, Har! Kata nabi kan senyum itu ibadah! Bener kan, dengan senyuman maka semua masalah bisa teratasi and also bisa terjalin silaturrahmi ...hii...hi..... sok tahu deh nih saya!!

Okeh... kembali ngomongin soal training nih, well hari ini emang full of belajar dan yang menakjubkan semuanya semangat belajar, engga ada deh istilah sudah tua malas belajar, semuanya kelihatan banget berusaha untuk mengerti SIPPEG. Tanya jawab, protes, penjelasan, mewarnai jalannya training. Pokoknya seru deh, lebih seru dari kemarin soalnya hari ini kami jauh lebih mengerti dan of course jauh lebih kritis juga dong! Pokoknya proses belajar mengajar hari ini bener-bener super padat, semua bahan training dipadatin dan dikejar biar bisa selesai hari ini. Tadinya sih Pak Budi punya rencana mau ngajak kami karaoke-an ntar sorenya setelah selesai belajar, tapi karena kami pingin trainingnya dipadatin dan diselesain hari ini, jadinya karaoke-an nya batal deh. Tahu ngak kenapa kami ngotot supaya belajarnya selesai hari ini padahal masih ada jatah setengah hari besoknya?? Karena... karena... hii..hi... besok kami pingin jalan-jalan dulu sebelum pulang ke Jakarta. Mesti jalan-jalan dong! Masak jauh-jauh dari Jakarta ke Yogya engga ada acara cuci mata dan belanjanya sih... kan engga asyik... so keliling-keliling Yogya dan beli oleh-oleh tuh kudu, wajib dan harus diadakan!! Ya deehh.... yaaa deehhh..... jadinya topik besok tuh no learning, yang ada refreshing ya .... he... he.... Ya udah deh karena hari ini belajarnya super padat, jadinya belajarnya sampai jam 5 sore. Setelah itu, ya.... pulang ke penginapan. Tapi sebelum pulang, kami semua berpamitan dengan kru Exindo yaitu Pak Budi, Mas Bram, Bu Ira, dan mas-mas satu lagi yang adduh... saya lupa tuh namanya siapa. Sedangkan Anhar pada saat itu engga kelihatan, katanya sih selepas shalat Ashar dia pergi sama temennya, entah kemana, jadinya engga bisa pamitan sama dia deh. Setelah berpamitan, kami dan kru Exindo sempat foto bersama di halaman kantor Exindo, sebagai kenang-kenangan dan sekaligus bukti... he..he... kalau kami pernah belajar or training SIPPEG di Yogyakarta, tepatnya di kantor Exindo. Setelah foto bersama yaa... good bye... pulang deehh... tapi kayaknya nih, walaupun kami sudah pamitan, besoknya kami bakalan masih mampir ke kantor Exindo lagi deh, soalnya kan beberapa hal masih perlu diurus dan sertifikat tanda kami sudah mengikuti training di sana juga belum kami terima, jadi ada kemungkinan besok sertifikatnya baru kami dapatkan.

Mendekati Maghrib, kami tiba di penginapan MMTC. Kami semua hampir seragam langsung masuk ke kamar masing-masing karena yaaa... hari ini lumayan capek juga belajarnya. Saya dan Ocha langsung masuk kamar and beberes diri, yaa... mandi lah... beresin kamar.... istirahat tidur-tiduran.... sambil nonton TV… he... hee… Sekitar jam 7 malam, Pak Hipnu nelepon saya, ngajak saya dan semuanya untuk makan malam keluar. Kebetulan emang pada saat pulang tadi, Pak Hipnu engga langsung ke penginapan melainkan turun di halaman depan MMTC karena beliau mau ketemu sama anaknya yang kuliah di Yogya, jadinya “panggilan” makan malamnya via HP deehhh… Tapi ternyata… wuaahh… malam ini, saking capeknya, banyak yang menolak untuk makan malam keluar, maunya dibungkusin aja, jadinya yang makan malam keluar tuh cuma saya, Ocha, Pak Udin, Isnaldi, Pak Hipnu dan satu orang dari MMTC, temannya Pak Hipnu. Kami makan di warung leseran, warung sederhana, yang menjual makanan nasi goreng dan serba-serbi makanan mie (dduuhh…saya lupa apa nama mie yang saya pesan ya…?). Makanannya lumayan enak, situasi makannya juga asyik, emang sih engga semeriah seperti makan malam kemarin, tapi yaa…. lumayan lahhh… nyicipin mie khasnya Yogya. Selesai makan, saya dan Ocha sempet mampir dan jalan-jalan ke supermarket besar yang ada di seberang MMTC. Sebenarnya sih tuh supermarket sama aja kayak supermarket-supermarket di Jakarta, cuma saya dan Ocha penasaran aja sama sendok yang dibeli sama Bu Yani dan Isnaldi, sendok model apaan ya sampai-sampai katanya unik, engga ada di Jakarta (berhubung nih saya dan Ocha belum ngelihat sendok yang dibeli sama Bu Yani dan Isnaldi). Tapi setelah keliling-keliling, kayaknya sendok-sendok yang dijual engga ada yang spesial deh, biasa aja semuanya dan umum banget, banyak kok dijual di Jakarta, jadinya acara nyari sendoknya diganti dengan beli beberapa cemilan deh (soalnya malu kalau keluar supermarket lewat kasirnya engga beli apa-apa…hee..hee…). Setelah puas keliling, akhirnya saya dan Ocha pulang deh ke penginapan. Keluar dari supermarket, ternyata saya dan Ocha ditungguin loh sama Pak Hipnu, Isnaldi dan Pak Udin di halaman depan MMTC. Mereka nungguin karena takut saya dan Ocha menghilang diculik makhluk angkasa Yogya… he…he… dduuhhh… engga deenggg… ya mereka khawatir aja sama cewek-cewek yang keluar malam-malam… (hhhiii…) udah gitu di daerah yang bukan habitatnya…. Ddduuhhh… jadi terharu dehhh… nah… gitu dongg… yang namanya cowok harus tetap menjaga yang cewek-cewek! Great deh ah! Well, setelah itu ya udah deh kami berlima kembali lagi ke penginapan. Waktu ngelewatin mushalla yang hampir dekat dengan penginapan, kami berhenti sebentar. Wah, ternyata ada yang jualan yaa… jualan kaos, daster, batik, celana tidur, dan serba-serbi lainnya… hhii.. hhii…. jiwa belanjanya kami langsung muncul deh, apalagi Pak Udin, berbinar-binar pingin beliin daster buat istrinya (hhmmm… mesranya!). Akhirnya pada belanja dadakan deh. Saya belanja kaos, Isnaldi juga belanja kaos plus celana rumah, sedangkan Pak udin….. wadduhh…. belanjanya banyakkk… ada kaos, daster, baju buat anak-anaknya dan macem-macem lagi deehhh… Udah gitu belinya ngak pakai acara tawar-menawar lagi sama pedagangnya, jadinya setelah selesai belanja, Pak Udin tuh dimarahin dan diceramahin sama Pak Hipnu karena seharusnya harganya tuh bisa lebih murah kalau ditawar, tapi namanya Pak Udin, pinter ngeles… beliau sih bilang kalau itu harga jauh lebih murah daripada di Jakarta, jadi ya fine-fine aja….he…he… ya deeehhh…. Kalau engga merasa rugi sih engga papa, asal jangan nyesel ya Pak kalau uang jalannya mendadak habis karena dipakai buat belanja doaaanggg…… Ya gitu deh, acara mendadak belanjanya sebelum pulang ke penginapan, lucu pisan, apalagi Pak Udin berencana mau memakai kaos yang baru dibelinya buat jalan-jalan besok… hhhiii….. langsung dipakai, Pak? Kan belum dicuci tuuuhh….. (seereeemmm….). Tapi engga papa deh, habisnya kata Pak Udin, baju yang dia bawa ke Yogya udah habis dipakai semua, pada kotor semua… daripada make baju kotor or ngak pake baju sama sekali, mending pake baju baru yang belum dicuci, ya engga? Duuhh… jadi ngak sabar nih nunggu hari esok, udah seneng aja pingin jalan-jalan. Well, Yogya….. tomorrow kita bakal mengelilingi dirimu, so …. wait for us yaaaa……!!

(to be continued)

Wednesday, January 10, 2007

Flash Back ... SIPPEG


Pagi itu saya dan Bu Yani masih asyik ngerjain DRP, ketika Pak Hipnu datang dan mulai mengangkat computer, di ruangan tempat saya dan Bu Yani bekerja, satu demi satu sampai akhirnya yang tersisa adalah computer yang sedang “digarap” oleh kami. Tentu saja Pak Hipnu enggak sendirian migrasiin beberapa computer itu (berat dong ya Pak….!). Pak Hipnu dibantu oleh Pak Maryadi, Pak Tohir, Pak Untung dan Pak Murti. Semuanya kerja bakti ngangkat computer and ngeberesin ruangan filling yang akan kedatangan computer yang bermigrasi ria. Hmmm… tapi ada apa ya sebenarnya? Ternyata kami kedatangan 2 orang tamu. Siapa ya tamu itu sampai kami sedemikian reportnya bongkar-pasang ruangan.…??

Awalnya saya dan Bu Yani ngak peduli, walau pun ruangan sudah hampir kosong, tinggal kami berdua dan seperangkat computer di depan kami, walau pun 2 orang tamu itu sudah duduk manis di dekat kami, namun kami tetap saja berkutat dengan tumpukan kertas di depan kami yang harus segera dipindahkan ke dalam bentuk file computer. Tapi, lama-kelamaan kami panik pula, engga enak hati, sepertinya kami ditungguin untuk segera hengkang dari ruangan itu (kejam niann…), apalagi salah satu dari tamu itu mulai membuka lap top nya dan kelihatan mulai sibuk dengan lap top di pangkuannya itu, dduuhh… tambah ngak tenang aja deh kami kerja. Alhasil, kami pun segera hengkang dari ruangan itu, diikuti pula oleh computer yang segera akan menjadi penghuni ruangan filling. Kami semua akhirnya nguprek deh di ruangan filling dan ruangan yang kami tinggalkan segera menjadi daerah kekuasaan 2 orang tamu tersebut (have a nice room deh!).

Rupanya mulai hari itu adalah mulai kerjanya Team Exindo dari Yogyakarta untuk ngurusin SIPPEG (kerja…kerja… ayo kita kerja!). Memang, tahun 2006 kemarin, Biro Kepegawaian dan Organisasi melakukan tender terbuka pengadaan hardware dan software untuk menunjang pelaksanaan Sistem Informasi Kepegawaian (SIPPEG) dan perusahaan Exindo lah yang menjadi pemenangnya. Sebelum mulai kerja, team Exindo, yang dikomandani oleh Pak Budi, sudah beberapa kali datang ke Rowai untuk melakukan analis system dan keadaan. Yang sering datang sih sebenarnya Pak Budi (kayaknya emang Pak Budi terus deehh…hee..hee…). Terhitung sudah 3 kali Pak Budi datang sebelum mulai pengerjaan proyek. Pertama, waktu presentasi system, di mana pada saat itu saya, Isnaldi, Ocha dan Lesika masih dalam masa melakukan orientasi kerja selepas pra jabatan, sehingga kami masih engga begitu konsen ngebantuin Pak Budi, apalagi saya, orientasinya di Postel, rada jauh deehhh… mesti jalan kaki dulu ke Rowai, panas-panasan, apalagi waktu itu lagi bulan puasa (ihiikk…ihiikk…). Kemudian yang kedua, Pak Budi datang bersama istrinya tercinta (ehem!), Ibu Ira (dduuhhhhh… Ibu pintar and baeekkk…. banget…nget…nget…deehh… dan saya banyak belajar dari yang kita obrolin loh, Bu!) dan yang ketiga or yang terakhir tuh adalah pada saat Pak Budi mau collecting data pegawai. Saya, Isnaldi dan Pak Budi pada saat itu sempat jalan ke Postel untuk ngambil data pegawai Postel. Duh, ampun-ampunan deh saat itu. Kondisi fisik lagi ngak memungkinkan, matahari terik banget and still bulan puasa. Saat itu, kebayang pulang dari Postel, saya pingin naik bajaj, tapi apa daya Isnaldi ngak mau diajak naik bajaj (kejjaammm….), apalagi kayaknya bajaj emang ngak muat buat 3 orang deh, besides … saya dan Isnaldi kan cukup big size (sory ya Is…).

Begitulah awal mulanya kenapa kemudian 2 orang tamu itu muncul di hadapan kami. Dua orang tamu itu adalah pria yang manis-manis (uhuuiii…), still unmarried … (hayyoo… siapa yang mau daftar?) yang merupakan team-work nya perusahaan Exindo, alias anak buahnya Pak Budi. Yang satu, sama big size nya kayak saya dan Isnaldi (hee..hee… maap ya mass…), namanya mas Ferry. Cocok deh jadi lokomotif sambungannya Pak Hipnu, Pak Udin dan Isnaldi, ngerokoknya itu loh… kuat banget… bahkan sambil narik kabel pun masih tetep ngebul, ngebul debu and ngebul asap! Mas Ferry ini baek banget, suka senyum dan negur saya. Sedangkan mas yang satu lagi, yang bawa-bawa lap top itu, namanya Anhar. Mas Anhar ini kayaknya pendiam banget (atau pemalu ya? he..he..he..). Saya dan Ocha sampai rada sungkan mau negur dan kenalan sama dia (habisnya mas Anhar jarang senyum sihh… senyum donngg…masss..). Ada kejadian pada saat itu, walaupun kami sudah meninggalkan ruangan dalam keadaan kosong dan menjadi ruangan garapannya mas Anhar dan mas Ferry, tas saya dan Ocha masih diruangan itu, sehingga kami masih suka bolak-balik ngambil barang dan akibatnya ngerecokin kerjaan mereka, alhasil bikin tambah ngak enak hati dan sungkan sama mereka deehh … (sory ya mas-mas…maap lagi karena baru minta maafnya sekarang…he..he.. oh ya… mas Anhar, mau tahu ngak… diam-diam ada yang admire sama mas loh… tebak siapa hayoo… so, main ke Rowai lagi deh and find out by your self yaa….).

Hari itu kalau tidak salah hari Rabu, tanggal 15 November 2006. Pada saat itu Mas Ferry dan Mas Anhar hanya ingin ngelihat jaringan or titik-titik yang entarnya akan dilalui oleh jaringan, dan yang sedihnya saya ngak bisa bantu banyak karena saya emang ngak begitu paham soal jaringan (sorry…), yang pakarnya tuh Isnaldi, cuma sayangnya hari itu Isnaldi lagi ikut sama Pak Cecep dan Ibu Sumarwati untuk presentasi urusan tertentu di suatu hotel, so akhirnya yang ketiban sibuk banget tuh Pak Hipnu deh (pusinngg… ya, Pak?). Tapi mas-mas ini, pada hari Rabu itu, ngak begitu lama di Rowai kok. Selepas makan siang mereka pulang. Mereka datang kembali keesokan harinya dengan sejumlah barang yang memang harus mereka serahkan ke Rowai, seperti seperangkat alat shalat… eehh… maksudnya seperangkat computer, beberapa printer dan barang yang lainnya. Demikian juga dengan hari Jum’atnya, selepas shalat Jum’at, mereka datang kembali dengan membawa beberapa barang yang masih harus diserahkan dan hari itu kemudian menjadi hari yang bener-bener super sibuk buat mereka karena mereka harus masang and narik kabel di seluruh area Rowai. Entah sampai jam berapa mereka bersama Isnaldi dan Pak Hipnu ngurusin kabel, yang pastinya sih ketika saya dan Ocha pulang sehabis Maghrib, mereka masih sibuk bermain dengan kabel-kabel itu.

Hari yang totally … bener-bener sibuk banget buat kami, para anak buahnya Pak Hipnu, dan buat team-worknya Exindo tuh adalah hari Rabu, tanggal 22 November 2006. Hari itu adalah pengerjaan akhir SIPPEG dan sayangnya, karena miss understanding dengan Isnaldi (Is, ente sih sms dari saya ngak dibales… sama-sama lagi ngak punya pulsa ya..he..he..), saya datang agak siang karena saya ikut diklat Bahasa Inggris terlebih dahulu di Pusdiklat, Kebun Jeruk. Ketika saya datang, situasi sudah sangat sibuk (dduhhh… jadi super duper malu deh!). Ruangan riuweehh…riwet pisan… Semuanya sibuk! Bapak-bapak lagi sibuk ngerakit meja-meja computer di luar ruangan. Ibu-ibu di dalam ruangan sedang mengerjakan tugas kerjanya masing-masing, termasuk menyediakan kopi buat yang lagi bekerja. Hmmm… perasaan udah kayak ngebangun rumah aja! Tapi kelihatan semuanya enjoy, happy, and ceria deehh… Team Exindo juga sibuk. Hari itu Mas Anhar datang tanpa Mas Ferry and dia still sibuk dengan lap top dan cetakan kertas-kertas ajaibnya ....he...he... Dia datang bersama 2 orang rekan lainnya yang juga ikutan sibuk ngerakit meja computer bersama bapak-bapak. Selain 2 orang rekan tersebut, ternyata Mas Anhar juga datang bersama Pak Budi. Pak Budi lagi sibuk nguprekin hardware dan mantauin jaringan, kadang sendirian, kadang bareng sama Mas Anhar or Isnaldi. Selepas makan siang, Pak Budi sibuk nginstal server. Pada saat itu, di sampingnya sudah ada satu orang anak buahnya lagi, yang ikutan ngurusin server, including database didalamnya. Ternyata mas yang satu itu adalah Mas Bram. Mas Bram ini rupanya programmer SIPPEG - yang bentar lagi akan diinstal dan kami gunakan. Mas Bram tuh baik banget, komunikatif, dan ngak pelit ngasih ilmu (deee… dilarang geer ya, Mas!), walau kadang kalau saya diskusi program sama dia, kami suka main keukeh-keukehan pendapat ..he..he.. yang menang… yaaa yang paling keukeh… hayo siaappaa?? Selain anak buahnya Pak Hipnu dan team Exindo, yang ikutan sibuk tuh Pak Udin. Pak Udin yang ruangannya di seberang ruangan SIPPEG, ikut ngeriung bareng-bareng kami, tapi sibuknya beda, Pak Udin sibuk ngegangguin kami dengan asap rokoknya dan sibuk ngumpulin gabus bekas penyangga hardware dalam kotak, entah buat apa itu gabus… mungkin buat nempelin memo Ortala kali ya (penghematan ya, Pak?).

Selain yang sibuk ngurusin SIPPEG, masih ada juga yang sibuk loohh… seharian saya mencari sosoknya and begitu sulit menemukan dirinya…. dimanakah dirimu, Ochaa…???? Miss you, dear! Waahhh…. ternyata hari itu Ocha juga super sibuk…bukk…bukk… ngurusin tupoksi unit kerja barengan sama Pak Cecep di ruangan Pengembangan Kepegawaian. Bapak dan putrinya itu hampir seharian tidak kelihatan peredarannya di area Rowai, saking seriusnya berkutat di depan komputernya masing-masing, bahkan Pak Udin pun merasa kehilangan karena biasanya Pak Cecep suka berekreasi ke tempat Pak Udin namun hari itu bener-bener sepi akan kehadiran Pak Cecep. Baru menjelang Maghrib, Ocha muncul dan kembali ngumpul dengan saya, Isnaldi, Pak Udin, Pak Hipnu dan team Exindo, dan tahu lah kalau udah ngumpul…. becanda gila-gilaan…cerita macam-macam… hebohhh… apalagi kayaknya bakalan lembur deh nih. Beneran kann… akhirnya lembur juga. Walaupun kerjaan SIPPEG dengan team Exindo kelar selepas Maghrib, namun kerjaan kami untuk beres-beberes masih belum selesai.

Setelah urusan administrasi dan hal lainnya yang diperlukan selesai dilakukan, sehabis Maghrib, Pak Budi, Mas Anhar dan Mas Bram pamitan. Pak Budi pulang ke Yogya, Mas Bram pulang ke Bandung (karena Mas Bram ini tinggalnya di Bandung), sedangkan Mas Anhar…hmmm… pulang kemana yaa…?? Saya ngak tahu … mungkin bareng sama Pak Budi pulang ke Yogya. Sepeninggalan team Exindo, kami masih sibuk ngurusin SIPPEG, dari mulai memanajemen hardwarenya sampai ngebahas program SIPPEG itu sendiri. Ocha juga sudah balik ke ruangan Pengembangan dan sibuk ngurusin tupoksinya lagi. Engga terasa hari makin malam … and then … dinner time…! Pak Hipnu kemudian mesen makan malam buat kami. Saya, Pak Hipnu dan Isnaldi makan di ruangan Pak Hipnu… and kemudian muncullah Ocha ikutan gabung makan… and suddenly… gubrak…gubruk… Pak Cecep datang tergopoh-gopoh dan ikut gabung makan bersama kami. Waktu Pak Cecep datang, mendadak Pak Hipnu dan Isnaldi kompak langsung tertawa terbahak-bahak… waahhh… ada apa ya??? Ternyata… dan ternyata…bla..blaa…blaa… secret deh ah… ngak bisa diceritain di sini, but yang pasti… Pak Cecep… awas penampakan!!!!

Wuiihhh…...what a day! Pokoknya hari itu garis besarnya lucu nian, banyak kejadian lucu dan aneh bin ajaib yang kami alami, seneng deeehh…. Walaupun kami harus pulang malam, sekitar jam setengah sembilan malam, tapi kami seneng… apalagi saya dan Ocha yang pulang bareng… waahhhh… heboh pisan di jalan, cerita macam-macam, sampai-sampai supir taxi yang mobilnya kami tumpangi ikutan heboh ngomentarin pula… hhmmm… pokoknya… what a day deehhh… !!!

Friday, January 5, 2007

Berita Duka Cita


Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un

Telah berpulang ke Rahmatullah
Pada hari Rabu, 3 Januari 2007, Pukul 14.00 WIB,
di RS Cipto Mangunkusumo

Ananda MUHAMMAD RIZKY DARMAWAN
dalam usia yang ke-11 tahun

Almarhum adalah putra bungsu dari Bapak Cecep Ahmed Faisal, SH
Kepala Bagian Pengembangan Kepegawaian
Biro Kepegawaian dan Organisasi Depkominfo


Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkannya diberikan kekuatan dan ketabahan oleh Allah SWT
Amin ya Rabbal Alamin

Pak Cecep yang tabah ya....
Kami semua turut berduka cita....

Welcome... Our Rowai....


Wuiihhh…. Senengnya… akhirnya bisa juga nih bikin blog tentang warna-warni kehidupan di Biro Kepegawaian dan Organisasi, Departemen Komunikasi dan Informatika, setelah sekian lama ngak bisa akses internet akibat pindah ruangan pasca pra jabatan dan Isnaldi, my very-very jutek-ngeselin friend (but baik hati … ehemm…ehemm… do not geer!), bermalas hati ngak mau nyetting jaringan… hmmm…. dasar pemalas!! He…hee.. sory loh Is, just kidding nih …. ngerti kok kenapa ngak diurusin tuh jaringan… maklum saat itu kan hari puasa Ramadhan sedunia jadi anti narik-narik kabel (takut haus yaaa masss…), lagi pula pasukan berkudanya pak Budi - Exindo belum datang …. jadi nanggung ya…. (but alhasil… poor Ocha tuh … ngak bisa chat ama Ucoknya deh!)

Oh ya, kayaknya ngak asyik deh (atau kurang sopan? hi..hii…) kalo saya ngomongin Biro Kepegawaian tetapi ngak melongok kedalamnya, ada apa ya?? Hmmm… Biro Kepegawaian ya? Nah lho … dua kata itu sering jadi bagian dari kalimat pertanyaan yang diajukan ke kami yang menghuni Biro Kepegawaian or disingkatnya jadi Rowai … ngapain coba kerja di bagian Kepegawaian? Lulusan komputer … lulusan ilmu komunikasi … ngapain nguprek di Kepegawaian?? Jawabannya adalah …aaduuh… ngak tahu ya, habis ditempatinnya di sana sih jadi diterima aja…he..he… engga deenggg… mungkin banyak alasan kenapa kami, 6 orang CPNS, oleh Ibu Sumarwati Meinara, Kepala Rowai, yang mengurusi para CPNS, ditempatin di Kepegawaian, udah gitu 4 orang dari kami berada dalam satu bagian and satu ruangan pula… padahal CPNS lain banyak yang ngak ngeriung di satu bagian and satu ruangan. Alhasil, kami, menurut pak Cecep, Kabag Pengembangan Kepegawaian (awas penampakan, Pak!), menjadi anak-anak CPNS Kepegawaian yang bandel-bandel, entah kenapa begitu, mungkin karena kami emang bandel, suka bercanda and ledek-ledekan sama petinggi kabag and kasubag di sana tanpa sungkan (halo pak Hipnu…. ampun pak…..!!!), saking deket and akrabnya… cieee… akrab nih… emang beneran akrab kok… Alhamdulillah, walau kadang masih suka ada sedikit kerikil-kerikil kecil mengganjal yang kami jumpai, tapi garis besarnya kami dapat memiliki suasana kerja yang wuiihhh… menyenangkan and pertemanan dengan bapak-bapak dan ibu-ibu di sana yang begitu indahnya …. (ngak gombal lohhh…. tapi berharap kenaikan pangkat kami dipercepat ya, Pak Hipnu…he…he…)

Biro Kepegawaian itu sendiri pada saat ini terdiri dari 4 bagian yaitu bagian Perencanaan, Pengembangan, Organisasi dan Tata Laksana (Ortala), dan Mutasi (hhhmmm… perasaan udah kayak Ocha yang ngetik Tupoksi – Tugas Pokok dan Fungsi – Unit Kerja barengan pak Cecep dehhh… chayo ya, Cha! For a while … forget Medan! We love you)

Bagian Perencanaan dipimpin oleh Pak Harno (jadi ingat petuah dan wewenang Bapak deh waktu ngasih SK CPNS ke para CPNS di Biro Kepegawaian, terharuuu….). Di Perencanaan ada 2 orang CPNS, arjuna lohh… still single (ehem … ada yang berminat?). Yang satu Orlando Maradona, biasa saya panggil Maradona, si tinggi yang gayanya slebor tapi asyik juga! Kalau berdiri atau jalan atau ngobrol ama dia, beneran deh saya capek ngedongak, abis doski tuh tinggi banget. Badan saya yang pendek gini serasa udah mirip pohon toge, kayaknya perlu naik bangku deh kalo mau ngomong ama dia… hee..hee… duuhhh… Maradona, saya jadi ingat deh waktu kita barengan ikut rapat arsip perkantoran, gimana perkembangannya nih? Diklatnya lancar kan …?? Sory ya, saya udah di cut, ngak ngikutin pengarsipan itu lagi. Good Luck, aja deh! Besides Maradona, arjuna yang satu lagi tuh Agung, si pendiam, hitam manis, tapi menghanyutkan (sungai kali…). Duh Gung, please deh, berhenti manggil saya ‘ibu’ donngg… saya emang udah emak-emak, tapi kayaknya kok jadi ngak akrab ya kalau kita ngobrol and dikau menyelinginya dengan memanggil saya ‘ibu’, lagian kan saya ngak tua-tua amat (ehem, memudakan diri nih!).

Setelah Perencanaan, ada Bagian Pengembangan yang dipimpin oleh Pak Cecep. Bapak yang satu ini masih bergaya muda dan cukup menyenangkan untuk diajak cela-mencela (maappp… ya, Pak!). Pak Cecep paling ngefans sama Isnaldi (nah lho?!), bentar-bentar muncul di ruangan terus …… “Is… bla…..bla…..bla…”, kalau enggak… entar ada pasukannya yang datang ke ruangan … trus … “Isnaldi, dipanggil Bapak” hee…hee… Tapi perlu diacungin jempol kalau “Bapak dan Anak” ini saling kompak and saling back-up dalam kerjaan… apalagi kalau udah ada yang mulai panikan pada suatu waktu… atau ada yang takut akan penampakan makhluk tertentu (ehem… siapa ya?). Great team! But, sebenarnya pak Cecep juga ngefans sama Ocha lohh… Kalau Isnaldi ngak ada or lagi sibuk, pasti Ocha yang jadi penggantinya Isnaldi dan kayaknya saat ini Pak Cecep udah ngasih pagar ke Ocha deh biar Ocha ngak kabur jadi Peneliti ke Medan (jangan cemberut dong, Cha!). Jadinya Ocha yang bingung sendiri, gimana caranya ya biar bisa kembali ke Medan dan bersatu kembali dengan Ucok? Cha, kata pak Cecep, Ucok mah banyak di Jakarta. Cari Ucok yang baru aja di Jakarta or Ucoknya aja suruh pindah ke Jakarta, bisnisnya pindahin ke sini, kan kalau Ucok di Jakarta entar Ocha bisa jadi bendahara keuangannya …bendahara …??? Haa..haa… Cha, kayaknya dikau di Rowai juga bakalan punya lemari besi untuk petty cash deh… mungkin entar barengan ama bu Yani ngurusnya. Good luck, dear … (dduhh… Ocha tambah cemberut aja deh!).

Oh ya, Pak Cecep paling sering mondar-mandir ke ruangan Ortala, kayaknya sih banyak urusan penting yang terjadi di sana (pastinya!). Bagian Ortala sendiri dipimpin oleh Ibu Nurhayati Sibuea yang bentar lagi katanya mau pensiun dan akan digantikan oleh Pak Darmawan. Pasukannya Bu Nurhayati banyak yang lucu-lucu, terutama Ibu Sudi dan Pak Udin. Bu Sudi suka menyimpan cemilan diantara tumpukan berkas (hi..hii.. waktu itu saya minta cemilannya, Bu… dikasih ama Pak Udin). Kalau Pak Udin… adduhhh… ngak ada kata-kata yang bisa dilontarkan dehhh… pokoknya “Tukul” banget…. suka ngebanyol. Ada yang menakjubkan dari Bu Sudi dan Pak Udin, mereka kayak anak kembar, punya ikatan bathin yang kuat. Jadi walau ngak pernah janjian, tapi mereka suka pakai baju yang seragam, kadang kuning-kuning, coklat-coklat, hijau-hijau, bahkan pink-pink. Aneh tapi nyata!

Pak Udin ini cukup seperti lokomotif berjalan, gerbongnya banyak, ada Isnaldi dan pak Hipnu…he..he… mereka bertiga suka jadi trio lokomotif, terutama kalau hari sudah sore dan menjelang pulang…addduhhhh…. asap rokoknya kemana-mana…uhukk…uhukk… Pak Udin paling sering main ke ruangan saya. Sekedar ngobrol, becanda, or ngerecokin orang-orang yang lagi makan cemilan…he…he.. Oh ya, saya bersama 3 orang CPNS lainnya, yaitu Ocha, Isnaldi dan Lesika, berada dalam satu bagian dan satu ruangan kerja. Kami berada di Bagian Mutasi, dengan Pak Sofyan Tandjung sebagai kepalanya, namun kami lebih tepatnya berada di sub bagian dari mutasi yaitu Sub Bagian Kepangkatan, dengan kasubagnya Pak Hipnu. Ruangan tempat kami kerja ada 3 bagian, ada ruangan filling, ruangan tengah tempat meja kerja dan ngumpulnya para anak buah Pak Hipnu, dan ruangan server komputer untuk SIPPEG (system informasinya kepegawaian).

Anak buahnya pak Hipnu tuh unik-unik banget. Ada bu Erna yang ngomongnya paling keras, ketawanya paling keras, dan hatinya paling keras untuk selalu mendengarkan lagu Jablai dan SMS tiap hari…. duuhhh…buuuu…. bossseeennnn….. Jablai melulu…. Sms melulu…. tolonnggg…..! Saking bosennya, Bu Pin, yang juga anak buahnya Pak Hipnu dan menjadi ibunya para anak buahnya Pak Hipnu yang lain, sering harus menutup pintu pembatas antara ruang tengah dan ruang filling biar si Jablai dan SMS tidak terdengar lagi, sambil ngedumel-dumel lucu (benci tapi cinta ya, Bu?). Oh ya, Bu Erna suka nyetel lagu-lagu tersebut di salah satu computer di ruangan filling. So, tiap hari hampir tidak pernah ada keakuran antara Bu Erna dan Pak Maryadi karena Pak Maryadi dan Bu Erna suka perang mulut akibat seringnya Pak Maryadi ngeledekin dan ngerjain Bu Erna saking mumetnya dia ngedengerin Jablai dan SMS tiap hari, apalagi Pak Maryadi bersama “zuma-zuma” dan “rantai-rantai” nya (hii..hii… ayo tebak apakah “zuma” dan “rantai” itu?) lebih sering berada di ruangan filling. Udah gitu Bu Erna suka banget neriakin dan nyerewetin Pak Maryadi kalau Pak Maryadi ngerokok dalam ruangan dan lupa nutup pintu keluar. Pokoknya Bu Erna dan Pak Maryadi udah kayak musuh bebuyutan deh. Tapi kalau Bu Erna enggak masuk, mendadak ruangan jadi sepi dan Pak Maryadi suka mengeluh sendiri saking sepinya karena engga ada teriakan suaranya Bu Erna (kangen ya, Pak…??? he…he…).

Selain Bu Erna, Pak Maryadi dan Bu Pin, anak buah pak Hipnu yang lainnya tuh ada Bu Yani, Bu Ita, Pak Murti, Pak Untung, Pak Tohir, Pak Wahyu, Pak Saludi, Pak Bambang dan Pak Pardi. Mereka penuh dengan keunikannya masing-masing.

Bu Yani adalah ibu yang paling rajin nguprek komputer, paling pegel kalau ngak ada kerjaan (dduhhh… ibu pekerja teladan deh!) dan paling lembut pula karena paling mudah untuk mengucurkan air mata kalau sedih dan ada masalah (dduuhhh…. yang sabar ya, Bu!). Bu Yani juga paling gemar makan, akibatnya…. wadduhhh…. stop bu…. diet….diet … (hi..hii… kayak saya sendiri kurus aja, padahal saya juga mesti diet, jadi malu deh!).

Pak Untung dan Pak Tohir punya kebiasaan yang hampir sama seperti pak Maryadi, suka ngerjain Bu Erna! Pak Tohir suka ngilangin lagu Jablai dan Sms dari komputer, akibatnya bu Erna suka ngomel-ngomel karena lagunya hilang dan mesti ngegiring Isnaldi ke komputer di mana lagu tersebut biasa distel untuk melakukan pencarian (kayak polisi aja!) dan mensetting lagu tersebut kembali. Sedangkan Pak Untung suka ngerjain Bu Erna dengan cerita-cerita nakalnya, namun bedanya, apa yang dilakukan Pak Untung bukannya ngebuat Bu Erna ngedumel, malah membuat dia tertawa terbahak-bahak. Duhh… kalau Bu Erna udah ketawa…. ammmpunnn…. deehhh…. kedengeran dengan kerasnya sampai ke ruangan server, padahal bu Erna ketawanya di ruangan filling loohh…..

Pak Murti mirip kayak Bu Yani, pekerja keras dan rajin banget. Satu hal yang menakjubkan buat saya, mimic muka Pak Murti polos banget, seperti orang tanpa perasaan…. eeiiitt… bukan tanpa perasaan karena kejamnya, tapi tanpa perasaan saking ngak ada ekspresinya, jadi walaupun seneng, sedih atau sebel, ekspresi mukanya datar banget. Tapi Pak Murti baik hati banget, kalau saya nanya sesuatu pasti dia akan berusaha menjawab atau mencarikan jawaban yang akan membuat saya puas atau membuat saya tenang. Thank a lot, Pak! Lain Pak Murti lain pula Bu Ita. Kalau Pak Murti tanpa ekspresi, maka Bu Ita penuh dengan sejuta ekspresi. Apalagi kalau dia cerita soal bunga, makanan, baju, tanah abang, padang, sampai bringhardjo nya Yogya! Wuiihhh…. lucu nian. Karenanya Pak Hipnu getol banget ngeledekin dan bercanda sama Bu Ita. Nyambung aja gitu! Bu Ita tuh asalnya dari Padang, dan entah kenapa Pak Untung suka memanggilnya dengan “Habibah”, mungkin karena Bu Ita ini tipikal ibu-ibu banget yang gemar belanja dan gemar nganterin atau minta dianterin belanja. Bu Pin adalah pasangan setia belanjanya Bu Ita. Mereka gemar banget berekreasi ke Tanah Abang, apalagi Tanah Abang ngak jauh dari kantor, tinggal naik bajaj, bayar 5000 perak, nyampe deh!

Nah… itu tuh bapak-bapak dan ibu-ibu pasukannya pak Hipnu… kalau yang masih muda tuh (dee… saya serasa masih muda aja padahal udah emak-emak juga!) berkutat di ruangan server. Ada Isnaldi, yang paling ganteng, soalnya dikelilingi dengan 3 cewek di ruangan tersebut. Dia nih punya ciri khas kalau ngomong cepet banget, jadi mesti focus kalau ngomong sama dia…he..he.. Saya paling sering berantem sama dia. Kapan aja suka perang mulut ama dia… tapi perang-perangan lohhh….mau ngomel-ngomel, mau ketus-ketusan sama dia, dia nya sih cuek aja, soalnya kalau saya ngomel, kebanyakan dia ngak peduli, so saya nya makin ngomel deh. Tapi enaknya sama dia saya bisa jujur, kalau marah ya marah, kalau sebel ya sebel, tapi habis itu ya udah… that’s it…pertemanan continue lagi… good friend for me deehh…. Terus ada Ocha.. waaahh… kalau Ocha yang saya pahami bahwa dia gemar di foto …he…he… cita-citanya pingin jadi foto model…he…he…engga deenggg… pokoknya Ocha nih paling komunikatif banget, cocok deh sama lulusannya sebagai sarjana komunikasi. Jadi ingat waktu di Yogya, kita sekamar, dan dari mulai jam 9 malam sampai ngak terasa jam 1 malam, kerjaan kita ngobrroolll … aja, cerita-cerita sampai ketawa-ketawa… alhasil besoknya mesti diteriakin sama bu Yani supaya bangun karena sampai shubuh saya ngak bangun-bangun saking ngantuknya… thanks Bu, so saya ngak ketinggalan Shubuh deh! Dan yang terakhir adalah Lesika, paling muda diantara kita dan ehem… paling bawel …he..he.. Dia baru aja ngelahirin anak pertamanya, laki-laki. Selamat ya, Les! Semoga jadi ibu yang baik deehhh….

Well, kayaknya segitu deh sekelumit ruangan biro kepegawaian dan orang-orang didalamnya. Beraneka ragam, warna-warni, rupa-rupa, dan pastinya merupakan bagian dari kehidupan kita yang berada didalamnya. Dan segala bagian dari kehidupan itu kalau diterima dengan ikhlas pasti akan membuat hidup kita menjadi indah karena sesungguhnya hidup itu sendiri adalah sangat indah…ceeiiiee… puitis banget deh ah!