Tuesday, August 5, 2008

Once Upon A Time


Siang istirahat kerja hari ini, Maradonna, yang biasa saya panggil Donna, masuk ke ruangan, celingak-celinguk nyari komputer kosong, serasa di warnet aja! Dia mendapati kami bertiga: saya, Adi dan Isnaldi, asyik berkutat dan memandangi layar monitor komputer kami masing-masing dengan seriusnya tanpa ekspresi apapun! Donna kemudian mengitari kami bertiga tanpa kami menghiraukannya sama sekali. Kemudian dia kembali ke komputer kosong tadi yaitu komputernya Lesika (Lesika hari ini engga masuk kerja). Sambil menarik kursi dia ngedumel, “Gila, gue kirain elo pade lagi ngapain, gak tahunya semuanya lagi chatting, jangan-jangan elo bertiga lagi conference bareng ya! Chatting aja serius amat!” kemudian dia senyum-senyum sendiri. Saya langsung menyahuti dia, “Elo gak tahu kan Don, kalo yang lagi kita konferensiin itu elo… weee….” Sambil saya ngeledekin dia. “Ya dehh… Rin, gue tahu gue main kesini melulu, gue tahu diri!” “Nah… sadar loh, Don!”, sindir saya. “Iya… tapi gue bakalan balik kesini melulu kok…!”, kata Donna sambil memonyongkan bibirnya. Dasar manusia planet… he..he… Walah… Donna engga boleh main ke ruangan kami? Engga dengg… ! Sama sekali engga ada masalah itu! Itu mah cuma guyonan aja! Saya cuma pingin nulis kalau hari ini rasanya asyik banget karena sepertinya persaudaraan kami di Rowai sini erat sekali. Memang tidak ada yang istimewa, hanya peristiwa biasa dan sehari-hari, cuma saya merasa hari ini, di Rowai, indah banget.

Guyonan dengan Donna waktu istirahat itu hanya sebagian saja, ada guyonan lainnya yang mengakrabkan kami, terutama waktu sore hari, semuanya yang merasa anak muda di Rowai ini… ceilleee… yang NIP nya dimulai dari angka 96… he..he.. ngumpul bareng, walaupun engga kumplit banget sih karena Lesika tidak masuk kerja hari ini. Waktu sore hari santai lewat jam pulang kantor, Donna main lagi ke ruangan saya, nginet dan chatting di komputernya Lesika. Tapi yang menyebalkan dia merokok, padahal di sini adalah “no smoking area” versi cewek-cewek kalau ada.. he..he.. kalau cewek-cewek gak ada, boleh lah merokok… Nah, Donna dengan cueknya merokok, bluss…bluss… asap rokoknya beterbangan ke saya yang duduknya berhadapan dengan dia. Dengan sedikit ngomel saya berteriak ke Donna untuk matiin rokoknya dan terus saya ngomong gini ke Donna, “Don, lo tahu gak, yang ngerokok tuh jauh lebih sehat dari yang gak ngerokok tapi ngirup asap rokok!” Spontan Donna menjawab, “Nih Rin, rokok gue masih banyak, elo mau? Gue kasih deh semuanya ke elo!” Saya bingung, “Maksud loe apaan, Don?”. “Kan elo bilang kalo yang ngerokok tuh jauh lebih sehat, yaa… udah elo ngerokok aja biar sehat, gue kasih nih rokok gue”… *guabrak*…. Haaayyyyaaaa… saya salah ngomong ya? Jadi speechless ama si Donna… Saya cuma bisa senyum-senyum mesem… kalo si Donna mah ketawa menang… tapi dia terus matiin rokoknya kok… masih punya perasaan ..he..he… co cweett… gitu dong, Don!

Sore itu di ruangan saya selain ada saya, Adi, Isnaldi dan Maradonna, juga ada Dwi yang asyik nguprekin laptopnya Isnaldi dan Mamiek serta Adith yang duduk bareng di belakang Adi. Duhh… Adith dan Mamiek… udah serasa pasangan yang nunggu antrian berobat di dokter…he..he… Tumben-tumbenan tuh pasangan yang lagi dimabuk asmara berani ekspos dua-duaan dan bercanda bareng kami… ya… mungkin kini saatnya lah mereka go publick… ceillee… serasa artis masuk infotainment aja!

Candaan berikutnya adalah antara Adi dan Dwi. Sore itu Adi sedang nerima telfon, entah dari siapa, mungkin dari ceweknya. Topik bahasan percakapan Adi itu adalah soal Ijazah. Temen Adi yang ada di telfon itu curhat kalau ijazahnya salah tanggal lahir. Kita semua dengar pembicaraan Adi, apalagi Adi terbuka dan minta sumbangsih saran dari kami. Ya… kami semua pada nyaranin supaya mau gak mau itu ijazah mesti diganti, apalagi itu modal buat nikah nanti… he..he.. tapi jangan lupa lihat ijazah-ijazah sebelumnya apa tanggal lahirnya memang betul atau tidak karena biasanya sekolah/universitas refer data ke ijazah strata sekolah sebelumnya. Oke… perbincangan soal ijazah terus berlangsung, sampai kemudian bahasan menjurus ke arah laminating ijazah. Soal laminating kemudian ada perdebatan hebat antara Adi dan Dwi. Bagi Adi, ijazah dilaminating gak masalah, tapi bagi Dwi itu masalah, ijazah engga boleh dilaminating. Adi bersikeras kalau ijazah harus dilaminating untuk menjaga keamanan kertas, apalagi ijazah dia sejak TK sampai jadi sarjana dilaminating semua dan tidak ada masalah walau ada yang sudah bertahun-tahun dilaminating. Tapi menurut Dwi, laminating justru akan merusak kertas, karena kertas ijazah nanti menjadi gelap dan kuning serta rapuh karena tidak ada sirkulasi udara. Dwi mencontohkan bagaimana KTP yang dilaminating lama-lama KTP nya jadi burem. Wahh… itu dua-dua anak tetap berdebat sengit, sampai akhirnya ada hal yang cukup lucu. Dwi dengan keukehnya bilang ke Adi gini, “Pokoknya Di, ntar itu kertas ijazah bakalan rusak menjadi serpih-serpih karena kertasnya tuh ngerasa ngap dibawah plastik laminating, gak ada udara!”. Ha…ha.. Adi langsung ketawa, “Gila lo Wi, gue baru tahu kalau kertas bisa nafas dan pengap dikurung plastik!”. Kami yang dengar juga ketawa karena cara penyampaian Dwi yang polos banget. Nah… udah deh soal laminating-laminating berakhir, walau engga tahu mana yang benar, pendapat Adi atau pendapat Dwi… perlu penelitian lebih lanjut kali yee… Saat itu Adi masih nerima telfon, terus dia nanya ke kami, “Gimana kalau ijazah ditaruh di pigura foto?” Saya langsung spontan menjawab, “Boleh tuh Di, kalau temen loe mau buka salon!” Haalllaahh… ngedenger gitu Dwi langsung ketawa ngakak… kalau Adi sih cuma cengengesan… Kenapa kita yang cewek ketawa? Soalnya dasar cewek kan suka ke salon, potong rambut or whatever lah…. Naahh… biasanya si empunya salon suka memajang ijazah kelulusan dia dari sekolah potong rambut atau sekolah tata rias atau sekolah apalah yang menunjukan bahwa kemampuan dia memotong rambut orang didapat dari sekolah juga, apalagi kalau sekolahnya keren, model Rudi Hadisuwarno, kan bisa nambah nilai plus. Begitu Adi dijelasin soal salon-salonan itu, Adi juga ketawa, terus dia cerita sama temennya itu. Adi ceritanya sambil ketawa-ketawa gitu, apalagi ternyata temannya itu lulusan komputer juga, Adi sempet bilang, “Ya udah … ntar ada pemotongan rambut tertentu berdasarkan algoritma pemrograman tertentu … blaa…blaaa…” ha…ha.. hayyyaa… Adi, sekalian aja pake teknik Artificial Intelligent or Sistem pakar or Knowledge Management or Robotic sekaligus he…he…

Keakraban sore itu ditutup dengan kedatangan Agung ke tempat kami sambil teriak riang ke arah saya kalau dia punya HP baru… ha..ha.. norak kah? Engga juga ah…. Ternyata Agung milih beli HP kayak HP saya… tergantung fiturnya ya, Gung! Yang penting pake itu HP kita bisa musikkan tiap saat, ya gak? Ngak penting fitur yang lainnya …ha..ha… Udah deh sore itu Agung sibuk setting-settingan HP biar bisa nginet and chatting lewat HP. Siapa lagi yang getol nyettingin itu HP kalau bukan si Donna! Kan Maradonna rajanya nginet di HP… apalagi kalau malam-malam TV nya dikuasai ibunya buat nonton “Cinta Fitri”, pasti deh si Donna nginet lewat HP buat ngilangin kesel! Sabar ya Don, ntar gajian bulan depan beli TV yaaa…!

Ya… itulah keakraban kami hari ini, biasa aja, nothing special, mungkin juga rada norak… tapi bagi kami itu sangat menyenangkan. Bagaimanapun lingkungan berpengaruh pada ke “mood” an dan kualitas kerja kita. Jika lingkungan, termasuk teman-teman kerja kita, menyenangkan, maka hati kita dalam bekerja juga senang dan semangat kerja menyala-nyala, sehingga kerja bagi kita bukan lagi menjadi suatu kewajiban melainkan menjadi sebuah kebutuhan dalam mengarungi hidup kita … ceiiee… sok bijak deh ah!

Thursday, July 31, 2008

Happy Birthday Isnaldi...


Selamat Ulang Tahun Isnaldi...
Semoga selalu sehat...
Sukses....
dan...
Selamat dunia akherat

Semoga jadi 'papa' yang baek and cepet naik jadi pejabat struktural...he..he... Amiiinn...!

Sunday, July 27, 2008

Presentasi? Siapa Takut!


Raker kepegawaian Depkominfo kembali digelar. Tahun ini dilaksanakan di hotel Puncak Raya, Puncak-Bogor, Jawa Barat, dari tanggal 22-24 Juli 2008. Seluruh bagian kepegawaian di seluruh satker Depkominfo mengirimkan utusannya untuk mengikuti raker tersebut. Hal-hal yang dibahas dalam raker tidak banyak bergeser dari masalah-masalah kepegawaian pegawai negeri beserta pernak-pernik yang melingkupinya. Namun, ada yang berbeda pada raker tahun ini karena pada hari terakhir raker, kami, dari bagian yang mengurusi SIPPEG (Sistem Informasi Pembinaan Kepegawaian), mempresentasikan mengenai SIPPEG sekaligus mendemokan system (program) itu sendiri, jadi semacam perkenalan SIPPEG kepada khalayak umum Depkominfo, atau bisa pula dikatakan sebagai launching kecil-kecilan sebelum launching sebenarnya nanti di hadapan para petinggi Depkominfo.

Kami yang mendapat tanggung jawab mempresentasikan SIPPEG adalah saya, Isnaldi, Lesika dan Adi. Masing-masing punya tugas untuk bicara di depan forum. Khusus Adi, tidak dituntut untuk bicara di depan forum karena Adi masih baru. Adi dikhususkan untuk membantu Isnaldi dalam mendemokan SIPPEG itu sendiri. Oleh karena itu, maka peralatan SIPPEG kantor ikut diboyong ke Puncak, termasuk server dan kabel jaringan yang menyertainya. Kegunaan server itu bukan hanya untuk presentasi SIPPEG, tapi juga akan kami gunakan untuk memasukan data KGB seluruh pegawai Depkominfo yang harus segera dilaporkan kepada Dirjen Anggaran Depkeu. Jadinya antar kamar saya-Lesika dan Adi-Isnaldi yang berdampingan terjadi seliweran kabel jaringan yang dipasang mendadak untuk memiliki hubungan ke server yang ada di kamarnya Adi-Isnaldi.

Sepertinya tidak ada yang aneh dengan tugas yang harus kami emban, namun tugas ini ternyata sangat memberatkan, bukan karena kesulitan pekerjaannya, melainkan keharusan kami untuk bicara di depan forum yang berisi sekitar 100 an lebih pegawai Depkominfo dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Ada masalah apa sehingga bicara di depan forum begitu sulitnya? Entahlah… tapi itulah yang melanda hati saya, Isnaldi, dan Lesika… cemasss…. Takut gagap dan gugup bicara didepan banyak orang. Memang pernah beberapa kali kami presentasi di depan forum, yaitu di depan kelas saat kuliah, namun itu berbeda, karena kami presentasi di depan teman sendiri dan teman kami pun paling banyak satu kelas tuh sekitar 30 orang, jadi bisa santai. Tapi presentasi SIPPEG ini… halaaahh… beda! Lokasinya beda… cara presentasinya beda…! Suasananya bedaa…! Auranya bedaa… ! Semuanya seperti nya beda dan membuat kami cemas. Sampai-sampai, malam sebelum presentasi, kami harus briefing terlebih dahulu, ditemani dan dimentorin oleh Pak Hipnu, Pak Darmawan dan Pak Cecep yang berusaha menguatkan kami agar kami berani tampil di depan umum. Sedangkan teman-teman yang lain, seperti Dwi, Adith, Mamiek, Agung dan Maradonna bercanda-canda dan menggoda kami untuk meredakan ketegangan kami. Duillee… serasa mau tanding olah raga aja nih kami, mesti dapat dukungan dan restu dari banyak orang … he…he…

Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Pak Darmawan pada saat Bimbingan Teknis Jabatan Fungsional Pranata Humas di Palembang beberapa minggu yang lalu bahwa ada perbedaan antara orang Pranata Humas dengan orang IT. Orang Pranata Humas dituntut untuk bisa komunikasi (bicara) dan menulis, sedangkan orang IT tidak bisa dituntut untuk banyak bicara. Pak Darmawan bilang, jika orang IT diberi pekerjaan maka mereka akan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sangat cepat dan akurat, namun karena orang IT seperti punya dunianya sendiri, dunia maya, mangkanya komunikasi dengan khalayak umum, termasuk dengan yang memberi pekerjaan, akan sangat minim, sehingga tidak banyak basa-basi pengantar pekerjaan, langsung to the point aja …. he..he.. Berkenaan dengan itu, ada hal yang lucu, yaitu pak Cecep kalau di kantor memberi julukan kepada kami sebagai anak-anak Autis… ha..ha.. habisnya karena kami saking punya dunianya sendiri… jadi mau siapa pun yang lewat di depan meja kerja kami, kaminya gak peduli… , tetap aja berkutat dengan komputer kami… siapa pun itu yang lewat… bahkan mungkin kalau presiden sekali pun yang lewat, katanya kami gak bakalan peduli… ha..ha… halaahh.. Bapak… gak segitunya juga! Lihat tuhh… kalau Bapak main ke ruangan kami kan Bapak kami sapa, bahkan kita suka guyon dan main ledek-ledekan, ya gak Pak? Lagipula kalau kami gak ada, Bapak juga kangen sama kami dan kelimpungan kan… he..he.. hayo ngaku!! Orang IT tuh ngangenin loh Pak… soalnya gak banyak gaya, gak suka gombal, dan gak gampang ditebak … ha..ha…!!

Nah, kembali ke masalah presentasi SIPPEG tadi, ternyata pada saat presentasi, kami dinyatakan cukup sukses. Presentasi dibuka oleh Pak Darmawan sebagai pengantar kemudian dilanjutkan oleh kami berturut-turut yaitu saya, Lesika dan Isnaldi, dan akhirnya presentasi ditutup dengan demo program yang dilakukan oleh Duo Boncel: Isnaldi dan Adi… ha..ha… Pak Darmawan dan Pak Hipnu sampai geleng-geleng kepala melihat hasil presentasi kami karena tidak disangka presentasi kami cukup bagus dan mulus, bahkan perpindahan estafet pembicaraan dari satu orang ke orang lain dinilai Pak Darmawan cukup bagus. Pak Darmawan dan Pak Hipnu mengucapkan selamat kepada kesuksesan kami. Pak Hipnu bahkan bilang kalau kami tidak dipaksa seperti ini, maka kemampuan kami sebenarnya untuk dapat pula bicara di depan forum tidak akan keluar dan tersalurkan. Melalui presentasi ini, kami mengasah kemampuan kami untuk mampu berkomunikasi sehingga nantinya, orang IT pun dapat berkomunikasi dan bicara dengan beraninya di depan forum.

Huaa… rasanya senang banget tugas sudah kami jalani dengan baik dan sukses, apalagi apresiasi dari peserta (forum) juga cukup bagus, sampai-sampai ketika acara sudah berakhir pun, masih banyak yang berdiskusi soal SIPPEG dengan kami. Ditambah lagi dengan ucapan selamat atas kesuksesan kami dari banyak orang Rowai lainnya yang melihat kami presentasi. Mereka tidak menyangka orang-orang seperti saya, Isnaldi dan Lesika bisa begitu lancarnya bicara di depan umum. Terima kasih Cinta… eehh… terima kasih buat semuanya… terima kasih buat pengalaman ini… Ini semua hasil kerjasama kita semua… Insya Allah, kelak di presentasi berikutnya di lain waktu, kami akan jauh lebih baik dan membanggakan lagi… ceillee… takabur gak ya? Ah… bukanlah…! Itu kan harapan… hidup harus selalu penuh harapan, ya ngak? Tomorrow must be much better than today… kan kata nabi juga begitu, biar kita engga jadi orang yang merugi, ya gak? Iya deeehh….!!

Monday, July 14, 2008

Visit Palembang


Penerbangan ke Palembang ditunda sampai jam 5 sore kurang, padahal kami seharusnya sudah take off jam 4 sore tadi. Untuk membunuh kejenuhan menunggu, yang sudah berlangsung hampir 2 jam, saya, Bu Mince dan Bu Yuli jalan-jalan di bandara untuk mencari makanan, apalagi saya belum makan siang sama sekali, entah karena memang tadi tidak sempat, tidak lapar atau tidak kepikiran karena takut bakalan mau naik pesawat terbang… ha..ha.. maklum.. phobia ketinggian…. menyeramkan! Bu Mince tadinya ngajak makan nasi, namun berhubung waktu yang sempit akhirnya kami cukup membeli roti-rotian untuk mengganjal perut kami.

Akhirnya tibalah panggilan buat kami untuk masuk ke pesawat yang akan membawa kami ke Palembang. Kami yang berangkat sore itu adalah saya, Bu Mince, Bu Yuli, Bu Syamsinar, Pak Murti, Pak Rizky dan Pak Hipnu. Kami pergi ke Palembang dalam rangka mengadakan bimbingan teknis jabatan fungsional pranata humas yang berlangsung dari tanggal 9-11 Juli 2008. Sehari sebelum acara itulah, tepatnya 8 Juli 2008, kami berangkat. Sebenarnya pasukan yang akan memberikan bimtek bukan kami saja, masih ada beberapa panitia yang pergi ke Palembang setelah kami. Isnaldi dan ibu biro: ibu Sri Wuryatmi, akan berangkat besok harinya, tanggal 9 Juli, pagi hari, beserta Pak Amin Sar yang juga akan memberikan materi bimtek. Selain itu, Pak Darmawan dan Bu Dewi juga akan menyusul pada tanggal 9 Juli, namun sore hari. Total pasukan bimtek adalah 11 orang, namun yang akan menginap di Palembang berjumlah 9 orang, karena ibu biro dan pak Amin Sar segera kembali ke Jakarta tanggal 9 Juli sore hari selepas memberikan materi bimtek.

Kami tiba di Palembang sekitar jam 6 sore dan dijemput oleh rombongan dari Inforkom Palembang dan Balmon Palembang. Saya, Bu Mince, Bu Yuli dan Bu Syamsinar ikut mobil Inforkom Palembang, sedangkan yang bapak-bapaknya ikut mobil rombongan Balmon Palembang. Kami tiba di hotel tempat kami menginap, yaitu hotel Bumi Asih, mendekati jam 7 malam. Tiba di hotel langsung dilakukan pembagian kamar. Saya sekamar dengan Bu Mince, sedangkan Bu Yuli sekamar dengan Bu Syamsinar. Bapak-bapak sih terserah deh mau sekamar sama siapa, asal jangan ama yang cewek-cewek..he…he… Sampai di kamar hotel segera berbenah dan bebersih diri, setelah itu turun ke bawah ke ruangan yang akan dijadikan sebagai tempat pembukaan acara. Terlihat bapak-bapak berseliweran membenahi ruangan, kontras sekali dengan ibu-ibu yang kelaparan… he..he.. Akhirnya, atas instruksi pak Hipnu… ceiiiee… instruksi.. maksudnya …. atas anjuran Pak Hipnu, kami semua makan terlebih dahulu di cafeteria hotel. Selain kami yang makan, juga turut Bu Anna dan Bu Asma dari Inforkom Palembang makan bareng kami. Setelah selesai makan, kami belum bisa istirahat karena kami masih harus beberes terlebih dahulu. Beberes ruangan, beberes pernak-pernik dan saya… wuaallaahh… beberes slide buat presentasi… banyak banget… apalagi mesti banyak nyetting komputer buat banyak kepentingan… pokoknya sibuk banget malam itu… dan baru pada bisa tidur jam 3 pagi… haaallaahhh…!! Tapi jujur, menyenangkan… rasanya unbelievable banget bisa main-main ke Palembang …!

Bimtek pranata humas di Palembang ini pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan bimtek pranata humas di daerah lainnya. Isinya adalah memberikan penjelasan mengenai berbagai macam materi yang berkenaan dengan jabatan fungsional pranata humas, atau garis besarnya sih ngajak orang untuk ikutan jadi pranata humas gitu! Acara yang berlangsung selama 3 hari itu diisi dengan berbagai macam materi yang disajikan oleh beberapa pembicara, diantaranya adalah Bu Sri Wuryatmi, Bu Dewi dan Pak Dharmawan. Kerjaan saya di sana tidak lepas dari megang komputer dan ngejagain slide… duiillee… ngejagain… kayak apa aja! Ini kerjaan gantian sama Isnaldi, tapi sebenarnya sih bukan gantian tapi rebutan kabur-kaburan untuk engga jagain slide… he…he.. siapa yang gak ada di ruangan, dia yang gak jagain slide… tapi tahu gak… yang kalah melulu saya tuh! Tapi gak papa lah… kasihan Isnaldi, dia kan juga ada kerjaan lain di belakang layar… (ehm!), jadi biar deh saya yang ngurusin itu slide (saya baik kan, Is? hayyaa… narsis deh!).

Nah, yang menarik dari bimtek di Palembang ini justru makanan sama sungai Musinya! Makanannya… gillaa…. Macem-macem dan wooww… delicious! Kerjaan kita tuh pasti nyobain makanan. Pernah sih bareng-bareng keluar makan malam, di lesehan gitu dekat hotel, tapi sayangnya tuh makanan gak beda jauh dari Jakarta, ya… nasi goreng… mie goreng…. sate… dan lainnya… Sempet kecewa karena engga bisa nyicipin yang aneh-aneh khasnya Palembang, namun kekecewaan kami akhirnya terbayarkan dengan adanya kesempatan kami untuk keliling malam kota Palembang, main ke sungai Musi dan of course… nyicipin makanan khasnya Palembang dong! Terima kasih buat Pak Thamrin, Bu Anna dan Bu Asma, dari Inforkom Palembang, yang ngajak kami jalan-jalan keliling kota Palembang pada malam hari, tanggal 10 Juli 2008.

Malam itu kami berangkat dari hotel dengan dua buah mobil dinas Inforkom Palembang… keliling kota Palembang… indah banget ... dan tentu saja sepi… tidak seriuweh dan seribet Jakarta! Pak Thamrin banyak menjelaskan berbagai hal yang berkenaan dengan kota Palembang, dari mulai tempat-tempat tertentu sampai sejarah kota Palembang atau sejarah tempat atau hal tertentu. Akhirnya tibalah kami di suatu tempat. Saya lupa namanya apa, tapi tempat itu ramai sekali, baik oleh pengunjung atau pun yang berjualan dan Subhanallah… indah banget karena sungai Musi terlihat jelas di sana, beserta jembatan Ampera nya yang berwarna-warni. Keren abis! Dan yang kita lakukan di sana adalah apalagi kalau tidak foto-foto ha..haa.... Pokoknya narsis abisnya keluar deh, terutama saya dan Isnaldi! Tapi sayangnya karena kamera yang dibawa Isnaldi kurang bagus, jadinya hasilnya pun kurang bagus karena agak gelap dan focus sasaran, kayak jembatan Ampera, tidak jelas. Kebetulan saat itu ada fotographer dari Inforkom Palembang, namanya mas Ryo, juga ikutan dalam acara itu, alhasil kita bajak dia deh untuk beberapa kali minta tolong motoin kita. Kasihan juga si mas itu, dah kayak apa aja kita suruh-suruh… hayyooo… Is, tanggung jawab loh! Tapi mas itu baik banget kok, bersedia motoin kita semua. Curiga nih… mas nih seneng moto atau cuma kewajiban doang untuk ngasih laporan ke bos ..??? He..he.. kidding ya mas! Tapi, makasih banyak loh mas! Ditunggu kiriman foto-fotonya ke Jakarta, sekalian ama empek-empeknya (* ngarep mode on *).

Oke lanjutt yaa…! Setelah beberapa saat main-main di tempat itu, akhirnya kami memutuskan... ceiiee... maksudnya yaa... acara selanjutnya makan malam! Nah, kami sepakat untuk naik perahu, menyeberangi sungai Musi dan menuju tempat makan tertentu. Tadinya saya engga mau sepakatan (bandel!), engga mau naik perahu, soalnya saya paling gak tahan lihat luapan air yang banyak ... model-model kayak laut, sungai, atau danau, bawaannya serem aja dan ngerasa seakan-akan di bawah air-air tersebut terdapat kerajaan makhluk-makhluk tertentu yang sewaktu-waktu bisa muncul ke permukaan air..… (hi..hi… khayalan saya tingkat tinggi banget yaa??), namun karena semuanya kepingin naik perahu, kepingin menikmati sungai Musi yang berkilauan cahaya, akhirnya ya udah… mau gak mau ya... saya... ikutan juga naik perahu… abisnya... saya kan gak mau ditinggal sendirian… engga ada temen ... hhiii....!

"Naik perahu … mengarungi sungai Musi… dengan keindahan cahaya dari jembatan Ampera… Subhanallah... tidak ada duanya…! Duduk di warung Legenda, memandang riak cahaya air sungai, menikmati santapan makanan khas Palembang, melihat lalu-lalang kapal… emas… perak… warna-warni... pelangi... mewanai sekitar… mendengarkan sayupan musik…. menggetarkan hati… mengingatkan akan belahan jiwa… siapa pun itu…”

Cintaku ini akan bertahan
Tak akan habis menembus zaman
Kau buat mega menjadi warna
Satukan hati dan percaya

Cintaku ini akan bertahan
Semakin hari semakin dalam
Engkau dan aku bisa jadikan
Mimpi jadi kenyataan

(* Acha Septriasa: Cintakan Bertahan *)

Ya Allah... Subhanallah...
Juli yang indah … rembulan tampak malu-malu meluncurkan sinarnya… musim yang ceria… musim saatnya cinta mekar bagi yang membutuhkan cinta… ha..ha.… sok puitis ahh…! Tapi itulah yang saya rasakan di tengah sungai Musi… seneng… gembira… nyaman … dan menyenangkan… apalagi aura kegembiraan dan keakraban menyeruak di suasana malam itu. Orang-orang Rowai emang TOP BGT! Thanks Allah for that great moment!

Malam itu, di warung terapung, warung Legenda, kami makan-makan, menyicipi makanan khas Palembang, dilanjutkan dengan beberapa dari kami menyumbangkan suaranya di semacam organ tunggalnya nya warung. Bu Mince, Bu Yuli, Bu Dewi, dan Pak Dharmawan ikut menyumbangkan suaranya. Oh ya, ada yang lucu nih waktu nyanyi-nyanyi gitu, pas giliran Bu Dewi nyanyi yang terakhir kali, suaranya engga nyambung sama musiknya… musiknya kemana… suaranya kemana… he..he… pak Dharmawan ampe ngejerit-jerit ngeledekin Bu Dewi .... dan yang tambah lucunya... pas Bu Dewi nyanyi itu langsung ada gelombang di air, sampai-sampai tempat berpijak bergoyang-goyang … (* poor Bu Dewi! *) tapi sebenarnya sih itu bukan karena Bu Dewi nyanyi terus ”makhluk” tertentu terganggu dan muncul mengeluarkan amarahnya (* khayalan mode on *), melainkan karena emang ada perahu yang datang yang akan membawa kami kembali ke daratan…! Akhirnya ya udah… kita semua bergegas naik perahu deh untuk pulang. Bagaimana dengan bu Dewi? Hi... hi... bu Dewi ngedumel-dumel, ”yaaa... saya kan baru aja mau ngeluarin bakat yang terpendam kok udah pada kabur siihh... !”, sungut Bu Dewi berulang kali selama di perjalanan pulang. Nah, kalau Bu Dewi udah ngedumel begitu pasti deh dijawab ama pak Dharmawan gini, ”Lho Ndok, nyanyi sih nyanyi, tapi jangan bikin sakit kuping dong! Ini bakat atau pelampiasan strees setelah jadi pembicara bimtek?” he..he.. Kenapa pak Dharmawan ngomong soal materi bimtek? Karenaa... oppss... secret deh ah! Pokoknya ... gimana pun ibu... we love you so much Bu Dewi.

Nyampe di daratan, kita segera naik mobil untuk pulang, tapi sebelum itu Pak Thamrin ngajak jalan-jalan ke jembatan Amperanya… jadi kita turun di pinggiran jalan raya jembatan Ampera… ngelihat sungai Musi dari atas. And sekali lagi, Subhanallah… indah banget… emang cocok deh semboyan “Visit Sungai Musi 2008” nya… tapi ada yang saya engga suka sama jembatan Amperanya… bagi saya kok terlalu dipolitikin banget ya… banyak muncul wajah-wajah politikus yang menghiasi jembatan Ampera… apalagi Palembang tuh lagi mau ngadain pemilihan gubernur gitu… jadinya aura politiknya kental banget kerasa…! Saya, sebagai turis (ceiiee...), kan pingin menikmati indahnya kota Palembang yang murni tanpa bau-bau politik… eeeiiitt… tapi ini menurut saya loh! Lagi pula siapa sih saya berani-beraninya protes soal kota Palembang? Warga Palembang juga bukan… he..he..

Well, mungkin hanya pengalaman itu saja yang bisa saya ceritain soal bimtek di Palembang, soalnya yang lainnya hanya berupa rutinitas kerja biasa. Tapi sebenarnya ada juga sih pengalaman lainnya, tapi ini hanya pengalaman pribadi saya. Malam terakhir di Palembang, saya juga sempet keliling-keliling kota Palembang, tapi sama temen saya, namanya Harris. Harris ini teman kuliah saya di UI, asli Palembang, cuma emang kuliahnya di Jakarta. Nah, saat saya ke Palembang itu, kuliah di UI lagi liburan semesteran, jadinya Harris pulang kampung deh…. Pas malam terakhir itu, saya janjian ketemuan jalan-jalan sama Harris dan sepupunya, namanya Ryan. Awalnya saya mau ngajak Isnaldi juga, soalnya kan Isnaldi samaan kuliahnya sama saya dan Harris, walaupun beda kelas, tapi Isnaldi gak mau, soalnya dia besoknya mau pulang ke Jakarta shubuh-shubuh, jadinya malam itu dia khususin untuk beli mpek-mpek buat oleh-oleh ke Jakarta… Lucunya nihh… saya sama Harris malah ketemuan sama Isnaldi di mpek-mpek Pak Raden. Saya mau makan di sana, sedangkan Isnaldi lagi mesen mpek-mpek di sana juga. Alhasil yaa… kita jadinya ngobrol bareng deh!

Bareng Harris, selain makan mpek-mpek, saya juga diajak ngider-ngider kota Palembang untuk hunting makanan lainnya. Ada mie celor yang berhasil masuk ke perut dengan penuh perjuangan … hi..hi.. (abisnya perut dah penuh sama mpek-mpek sih!). Ada makanan model krupuk-krupukan yang turut menemani mie celor. Tadinya juga mau makan Martabak Har, tapi ternyata tukang jualannya dah tutup. Emang gila si Harris nih! Bikin perut saya mau meledak saking kepenuhan… he..he.. Kata Harris sih yang penting nyicipin, masalah habis or engga itu makanan sih urusan belakangan… halllaahhh… Harrriiss... kalo gitu sih namanya mubazir atuh! But, tengkyu banget ya Ris, bisa makan kenyang di Palembang! Sampai ketemu lagi ya di kampus next September!

Ya.... itulah sekelumit cerita saya dari Palembang... banyak banget senangnya dan hampir engga ada ”nyebelin” nya walau kerjaan banyak banget. Mudah-mudahan di lain waktu, kami bisa ke Palembang lagi. Selain ke Palembang, next keinginan kami adalah pergi ke.... Medan...!! ha..ha... tapi ntar dulu ya... EO nya mesti mikir-mikir dulu kalo mau ke Medan, soalnya ada cewek cantik di sana, namanya Ocha... halaahh... ngak nyambung deh ah! See you, Palembang!

Wednesday, May 7, 2008

Anak Baru !!


Lucu banget ngedengar Adith belajar bahasa Jawa sama Adi. Tapi, bukannya Adith tuh setengah Jawa ya? Kok ndak iso Jawa gitu loh?? Tahu deh… yang pasti sih Adi tuh faseh banget ngomong Jawa nya (walaupun Adi lahir dan besar di Jakarta) jadinya Adith berguru sama Adi. Denger-denger sih karena Adith mau pedekate sama cewek yang njawaa… abiisss… jadinya Adith kudu mesti harus bisa bahasa Jawa walaupun sikit-sikit gitu… he..he.. Saya sih udah punya prasangka… ceillee… prasangka… maksudnya dah punya dugaan cewek mana yang mau ditembak… tapi we will see dehh… Adith masih baru disini, masih terlalu dini untuk dinilai dan dicurigai.. he..he..

Well, Adi dan Adith adalah 2 dari 4 CPNS baru di Rowai ini. Yaa… sejak pertengahan April kemarin, Rowai kedatangan 4 muka baru penghuninya yang masih dalam status calon pegawai. Selain Adi dan Adith yang sudah diceritain di atas, juga ada Dwi dan Mamiek. Jadi fifty-fifty lahh… dua cewek… dua cowok… entahlah apakah diantara cewek-cowok di atas akan ada yang benar-benar jadi pasangan… hmm… kayaknya mungkin ada deehh… tapi seperti biasa… kita liat nanti… karena ya itu… mereka masih baru… masih bunglon untuk ditebak… he...he...

Ocre… tak kenal maka tak sayang, mangkanya yuk… kita intip siapa dan gimana anak-anak baru Rowai tersebut! CPNS baru yang pertama namanya Adi Novian Prihantoro, sarjana, majoring di Teknik Komputer. Meja kerjanya di depan meja kerja saya, menempati bekas meja kerjanya Ocha. Badannya Adi… wuiihhh… besar banget… mukanya juga jutek habis… suaranya berat dan terkesan galak… tapi subhanallah… hatinya Rinto Harahap sekali… baikk… banget! Tukang ngeguyon… cs-an nya Isnaldi… dan rajin nguprekin data pegawai. Apa karena masih baru ya, Di … jadinya masih rajin? He..he… kayaknya engga deh… mang dasar anaknya aja yang gerah banget kalau gak ada kerjaan. Adi ini dapat julukan dari pak Cecep sebagai Boncel-2 (boncel pertamanya Isnaldi… wakakak…), tapi gak tahu deh boncelnya di mana, yang pasti sih dia lebih tinggi dan lebih besar dari sayaa…. Jadinya saya gak ngerasa dia boncel (Di, makasih sama saya ya udah dibelain he..he..). Adi tuh temen saya berbagi susah soal data pegawai… berbagi kerjaan ngehandle collect dan manage data… dan temen diskusi hangat soal coding program komputer… tapi Adi neh malas programming … dia lebih seneng ngurusin server dan narik kabel… hayyaa… Adi… bantuin saya doonngg… yang udah kena jatah narik kabel kan Isnaldi.... biarin aja Isnaldi yang narikin kabel dan berperang sama tikus-tikus si perusak kabel dan pengotor ruangan ittuu…

CPNS yang kedua tuh Adith! Nama lengkapnya Adityawarman, sarjana Ekonomi. Adith di Rowai masih di bagian Mutasi juga, tetapi dia lebih diarahin untuk ngurusin masalah rencana kerja dan anggaran. Adith anaknya lucu, tinggi, kurus... dan menurut saya dia tidak ganteng, tapi cantik...ha..ha... Kalau bicara polos tapi kalau ketawa ngakak nya terbahak-bahak habis... Wajah Adith selalu sumringah... friendly habis... dan yang pasti dia baik banget! Kalau sore Adith pasti main ke ruangan saya, nginet bareng dan YM-an entah sama siapa... Kalau saya gak ada di ruangan dan kemudian saya datang dan ternyata dia lagi ngerokok, pasti dia terbirit-birit pergi matiin rokoknya karena engga tegaan sama saya yang gak bisa kena asap rokok karena bengek..he..he.. Oohh.. Adith you are co cweeettt... Nah.. di ruangan saya ini lah Adith belajar bahasa Jawa sama Adi sambil nyinggung-nyinggung dikit soal masalah asmara... Rasanya saya bisa nebak deh siapa yang ditaksirnya.... mudah-mudahan sih bener soalnya...ehmmm... kayaknya mang cocok ssiiihhh ..... (* amin *)

Nah, dua cewek CPNS sisanya adalah Dwi dan Mamiek, mereka sama-sama ditempatkan di bagian ortala. Dwi itu nama lengkapnya Dwi Elfrida Martina Simanungkalit, sarjana komunikasi. Ini anak seperti kloningannya Ocha deh. Sama-sama batak, sama-sama keras dan sama-sama ceria. Mulai dari cara berpakaian... mirip... rapih dan bergaya... dari dandanannya juga... dandan dan cantik abiss... dan yang lucu ”kespesialan” mereka juga sama. Dwi mirip banget sama Ocha kalau berjalan memakai sepatu hak tinggi... dari jauh bunyi klutuk-klutuk sepatu hak tingginya udah kedengeran... kalau bunyi itu kedengaran itu pasti Dwi! Cara ngomong dan ngebantah ama bos juga sama abiss... bener-bener mirip... Ngomongnya keras... orangnya dimana... jauh nun sana... tapi suaranya kedengeran sampai sini...he..he... Ngelihat Dwi saya merasa sepertinya Ocha is back...! Tapi yang membedakannya adalah Dwi ini lebih tinggi dan lebih besar dari Ocha... maskulin banget. Dia sering merasa gerah diperlakukan seperti laki-laki, baik oleh keluarganya maupun orang lain, padahal dia tahu bahwa dirinya memiliki banyak sisi kelemahan sebagai wanita dan dia pingin diperlakukan sebagai wanita. Tapi mau apa di kata, Wi! Disini sepertinya engga ada yang mau tahu tuh ... pokoknya Dwi tuh perkasa..haa...haa... Saking perkasanya makanya Dwi jadi andalan dan anak kesayangannya Pak Cecep. Mangkanya Wi, mulai besok belajar jadi cewek tulen ya... lemah lembut... nah... bisa belajar tuh sama Adi... weeelleehhh... Adi dah kayak guru aja, ngajar jawa and ngajar kepribadian!

CPNS yang terakhir namanya Mamik Setiyorini. Biasa dipanggil Rini... wadduhh... samaan dong namanya sama saya... iya nih... harusnya dipanggilnya Mamiek aja! So, biar engga saru, khusus di blog ini saya manggil dia Mamiek. Mamiek nih kebalikannya Dwi. Anaknya kecil, mungil, kurus, manis dan wanitaa... banget... ! Lembutnya engga ketulungan, jawa banget. Kalau ketemu Adi pasti ngomong Jawa, apalagi kalau lagi nginet di sini dan ngomong Jawa sama Adi, berasa kayak di Yogyakarta aja. Mamiek ini sering digodain sama bapak-bapak di sini, saking polosnya. Kalau jalan sama ibu Biro pasti digandeng sama ibu, udah kayak ibu dan anak aja!! Mamiek tuh mukanya imut, lucu dan manis... mangkanya... dari 2 cowok CPNS baru disini sepertinya ada yang menaruh hati sama dia... nah... lhoo... udah ketahuan dan kebuka kan teka-tekinya Adith...he..he... tapi itu mesti dipastiin dulu loohh...

Well, itulah anak-anak baru di Rowai sini... pinter-pinter, lucu dan baik-baik. Hari-hari di Rowai jadi makin berwarna aja dengan kehadiran mereka... menyenangkan banget! So, selamat datang di Rowai yaaa... my friends... tersayang.... semoga kita bisa menjadi rekan kerja yang baik dan membuat Rowai tercinta ini makin baik kinerjanya dan makin sukses di dalam rimba kehidupan dan pekerjaan di Depkominfo serta makin penuh warna-warni. Jangan lupa, kita sebagai yang paling muda di Rowai ini juga mesti kompak dan teuteup mempertahankan kebandelan-kebandelan kita ya...he...he... Pokoknya all for one, one for all deh!

Sunday, February 17, 2008

Tutup Gudang


Waduuhh... ampun-ampunan kuliah Semester II ini... sibuknya gila-gilaan... tugasnya... Masya Allah... banyak banget dan memaksa mahasiswa untuk banyak-banyak begadang! Karenanya, saya mau puasa nulis diary dulu ah di semester II ini, lebih fokus nulis dan mengarang indah tugas kuliah aja... so... ya mau gak mau... blog ini tutup gudang dulu kali yeee.....

Tuesday, November 27, 2007

Demi Matahari


By: Snada
Read: QS. Asy-Syam

Demi matahari dan sinarnya di pagi hari
Demi bulan apabila ia mengiringi
Demi siang hari bila menampakan dirinya
Demi malam apabila ia menutupi

Demi langit beserta seluruh binaannya
Demi bumi serta yang ada dihamparannya
Demi jiwa dan seluruh penyempurnaannya

Allah… Subhanallah…
Allah… Subhanallah…
Allah… Subhanallah…
Allah… Subhanallah…

Allah mengilhamkan
Sukma kefasikan dan ketakwaan
Beruntung bagi yang mensucikannya
Merugi bagi yang mengotorinya

Subhanallah….

=============================

Kenang-kenangan mendalam dari:

The ESQ Way 165
By Ari Ginanjar Agustian
Jakarta Convention CenterJakarta
23-25 November 2007

"Al-Qur'an begitu indahnya ..."
"Kedua mata hanya boleh menitikan air mata hanya karena Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW"